Kekasih,
Sungguh aku masih menanti
datangnya suatu hari,
Kala kita tak perlu lagi sembunyi
Tak lagi mencintai dalam sunyi
Dan air mata takkan lagi menjadi
karibku seiring malam diakhiri..

Sungguh aku menunggu
Datangnya waktu penuh haru
Saat genggam mengiringi sumpahmu,
“Sayang, menikahlah denganku,
Jadilah separuh nyawaku,
Belahan jiwaku.
Ibu dari anak-anakku,
Istri di dunia dan akhiratku..”

Aku menanti.
Setiaku sepenuh hati.
Aku menunggu.
Cinta indahmu penuhi hidup dan matiku.

*Catatan: Kurangkai puisi ini untuk sahabat-sahabatku yang menanti dan menunggu datangnya D-Day. Usah hiraukan usia, karena itu hanya angka. Cinta berlaku untuk siapa saja, muda dan tua. Semangat! ^_^

♡Nina Razad
3 April 2015
:: firstavina.com ::

image
Menanti Kekasih (a poet by NiNaRazad, firstavina.com)

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

April 2015
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930  


Recent posts

Quote of the week

Abu Hurairah narrated that the Messenger of Allah (saw) said:

“Lo! Indeed the world is cursed. What is in it is cursed, except for remembrance of Allah, what is conducive to that, the knowledgeable person and the learning person.”

— Jami` at-Tirmidhi 2322