[Opini] segala sesuatu ada sebab-akibatnya

Segala sesuatu ada sebabnya, dan ada konsekuensi (akibat)-nya.

Baru saja saya membaca berita tentang seorang ibu yang tega melukai (dengan cara mengiris leher) ketiga bayinya karena sering menangis. Sadis? Mungkin. Tapi menurut saya yang lebih sadis adalah suaminya.

Listen. Si Ibu ini terkena baby blues. Dia depresi pasca melahirkan anak keduanya, kembar. Anak pertamanya baru usia 2 tahun dan dia sudah punya bayi lagi. Namanya anak bayi/balita, satu nangis ya nangis semua. Di sisi lain, si suami tidak pernah mau membantu kesulitan yang dihadapi istrinya. Tidak bersedia men-support istrinya. Suami hanya tau marah-marah jika mendengar bayinya menangis. Menganggap istrinya tidak becus mengurus anak. Padahal mengurus anak itu tidak mudah.

Anda yang punya hewan peliharaan, susah gak melihara si kesayangan agar tidak sampai kelaparan atau mati? Ribet? Nah, setiap kerumitan itu kalikan SEJUTA. Itulah kira-kira tingkat kesulitan mengurus anak bayi sampai besar. Dan sejujurnya, tingkat kesulitan punya pets dikali sejuta itu NOT EVEN CLOSE dengan praktik mengurus dan membesarkan anak.

Intinya, para suami itu jangan cuma mikir bahwa ngurus anak adalah tanggung jawab ibu saja. Lha trus bapak ngapain? Naroh burung doang? Cuma bisa ngecrot doang? Really?? Is that all you can do, MEN? It’s TOTALLY UNFAIR. Kids juga butuh bapaknya.

rainbow-triangle.jpgJangan bilang bapaknya sibuk kerja, cari duit, cari nafkah untuk keluarga. Hell, ibu juga bisa kerja, bisa cari duit dan menafkahi keluarganya, tapi tetep sempet nurturing their kids. Trus abis gitu lelaki mau menyombong bahwa mereka adalah BOS di RUMAH? Bahkan dengan songong mengaku-ngaku khalifah di muka bumi? Hahahaha.. Don’t make me laugh!

Don’t get me wrong, saya tidak membenci lelaki secara keseluruhan. Saya menghormati siapapun, lelaki dan perempuan. Tapi bicara lelaki, mereka ditakdirkan jadi khalifah. Pemimpin. Minimal pemimpin keluarganya. Lha kalau ada lelaki yang tidak berfungsi sebagaimana kodratnya, artinya lelaki jenis ini tidak layak dihormati, dan sama sekali ngga ada harganya di mata saya.

Lelaki yang layak dihormati adalah dia yang MAU MENIRU CARA RASULULLAH. Menjadi bapak, suami dan imam yang penuh kasih sayang, toleran, selalu siaga, selalu mau membantu. Tutur katanya SELALU lemah lembut kepada istri dan jika harus menegur istri, beliau melakukannya dengan cara yang paling baik dan tidak menyakitkan.

Susah? Ribet? Hei lelaki masa kini, sadarilah, kalian semua MANJA!! Belajarlah pada bapak, kakek dan buyut kalian! Generasi 1960-an masih lebih MANDIRI daripada lelaki sekarang. Kalau mau lebih hebat, belajarlah kepada Rasulullah, SAW. Teladani imam kalian (Rasulullah) itu.

Saya punya dua anak lelaki dan saya bersumpah mendidik mereka menjadi pribadi yang mendekati sifat Rasulullah. Tidak harus sempurna, tapi minimal sudah mengamalkan keteladanannya.

Ehem.. maaf jadi misuh-misuh di pagi hari. Hahahaha.. Napsu banget abis baca berita ini http://www.vemale.com/ragam/78051-ibu-tega-memotong-leher-tiga-bayinya-karena-terlalu-sering-menangis.html

Have a Wonderful Wednesday, Folks!

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.