Whaaatttttt???!!!

Paspor merah RI (courtesy of arifoadhinoto.wordpress.com)
Paspor merah RI (courtesy of arifoadhinoto.wordpress.com)

Telepon saya berbunyi tepat pukul 14.32 WIB. Dari kawan saya. “Mbak Nina, resmi sudah Prabowo Subianto walkout.”

Walkout gimana, Bu?”

Walkout. Dia mundur dari Pilpres,” jawab kawan saya di seberang sana, membuat saya terbelalak. Whaaatttttt??? 

“Tapi bisa dimengerti kenapa dia mundur. Dia pidato kok tadi itu. Ayo sudah kita cermati saja di teve,” katanya lagi, seraya mengucap salam dan menutup telepon.

Saya masih bengong. Bingung. Euh.. what… the hell… is going on?

Anyways, berikut saya kutip pernyataan Prabowo Subianto dari laman facebook-nya (tautan di sini)

Sahabat. Demokrasi artinya rakyat berkuasa. Wujud dari demokrasi adalah pemilihan, dan esensi pemilihan adalah pemilihan yang jujur, yang bersih dan yang adil.

Kalau ada yang bisa mencoblos puluhan, ratusan surat suara itu tidak demokratis. Dari Papua saja ada 14 kabupaten yang tidak pernah mencoblos tetapi ada hasil pemilu. Ada 5.000 lebih TPS di DKI yang direkomendasikan untuk pemilihan suara ulang (PSU) tetapi tidak digubris oleh KPU.

Manakala kita melihat ketidakadilan, manakala kita melihat perampokan hak-hak warga negara, maka kita harus memilih. Memilih berdiri membela kebenaran, atau atau mengikuti yang dzolim. 

Pilihannya jelas. Kami memilih membela kebenaran. Oleh karena itu kami memilih untuk mengambil sikap. Prabowo-Hatta menggunakan hak konstitusional kami untuk menolak pelaksanaan Pilpres 2014 yang cacat hukum. Oleh karena itu kami menarik diri dari proses yang sedang berlangsung. 

Kami tidak bersedia mengorbankan mandat yang telah diberikan oleh rakyat dipermainkan dan diselewengkan. Kami siap menang dan siap kalah dengan cara yang demokratis dan terhormat. 

Bagi saudara-saudara sekalian, setiap rakyat Indonesia yang telah memilih saya, Prabowo Subianto dan mitra saya Muhammad Hatta Rajasa kami minta untuk tetap tenang. Jangan sekali-sekali terpancing untuk tidak damai. 

Yakinlah kami tidak akan membiarkan hak demokrasi diciderai. Kami akan berjuang di atas landasan konstitusi, di atas landasan hukum, di atas landasan tidak menggunakan kekerasan apapun.

Terima kasih.

Jakarta, 22 Juli 2014.

Sampe gak bisa berkata-kata lagi, selain: Uh.. right, Pak. Saya (coba) memahaminya.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.