Kemarin sore saya mendapat tautan youtube berisi wawancara antara BBC (Inggris) dengan salah satu Capres 2014 Prabowo Subianto. Tautan itu saya peroleh dari status di laman facebook Pak Prayudhi Azwar, dosen The University of Western Australia – UWA, yang sempat juga jadi aktivis di era 1998. Lalu, saya minta izin kepada Pak Prayudhi untuk menerjemahkan wawancara itu ke dalam bahasa Indonesia. So, ini dia transkrip terjemahan wawancaranya.
Oh ya, ini wawancara tele (jarak jauh) jadi ada jeda antara pertanyaan dengan jawaban. Btw, anchorwoman-nya si cantik nan cerdas Babita Sharma.

BBC Impact – Prabowo Subianto, Capres RI periode 2014-2019.
Sharma: Halo dan selamat datang kembali. Ketegangan politik di Indonesia meningkat, seiring rampungnya Pemilihan Presiden Indonesia pada Rabu kemarin, dengan kedua kandidat mendeklarasikan kemenangan mereka.
Gubernur Jakarta Joko Widodo dan pesaingnya Prabowo Subianto, masing-masing mengatakan telah menang berdasarkan rilis tak resmi hasil (perolehan suara) sementara. Dengan senang hati saya mengatakan, mari kita berbincang dengan salah satu (Capres) di Jakarta, yang telah menyatakan kemenangan, Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto, selamat datang di Impact, di BBC World News.
Prabowo: Selamat malam. Terima kasih sudah menerima saya. Terima kasih.
Kita masih menunggu 10 hari ke depan untuk pengumuman resmi, bagaimana menurut Anda hasilnya?
Baiklah. Semua hitungan riil (real count) yang telah masuk menunjukkan bahwa (nilai) saya memimpin, jadi saya pikir, saya yakin, saya telah diberikan mandat itu dari rakyat Indonesia.
Banyak polling yang kami cermati, yang dikeluarkan oleh pihak terpercaya di masa lalu, beberapa malah mewakili 2.000 stasiun polling (TPS) dari seluruh negeri. Saya coba beri gambaran kepada Anda mengenai apa yang mereka informasikan kepada kami.
Think-tank Indonesia CSIS menghitung, Widodo 52%, Anda sendiri 48%; kompas.com, yang sudah dikenal naik secara online menyebutkan hasil serupa, Widodo 52% dan Anda 48%. Saiful Mujani (Research & Consulting–SMRC–Red.) Widodo 52,76% dan Anda 47%.
Banyak orang menilai, berdasarkan poll ini, Anda sudah kalah.
Tidak, tidak. Justru sebenarnya, kebalikannya. Institusi yang Anda sebutkan tadi, mereka adalah partisan, yang jelas-jelas mendukung Joko Widodo selama, kira-kira setahun terakhir. Dan, mereka sebenarnya masih bagian dari pendukung kampanye Joko Widodo. Jadi mereka tidak sepenuhnya objektif. Sepenuhnya tidak objektif. Dan, saya pikir mereka masih bagian dari desain besar untuk memanipulasi persepsi.
Jadi marilah kita mengandalkan hasil perhitungan dari institusi resmi Indonesia, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di situ ada proses penghitungan. Penghitungan riil masuk dari saksi yang ada di setiap TPS, dan kami menerima sertifikat Pemilu (maksudnya form C-1–Red.) yang sudah ditandatangani saksi. Jadi kita serahkan saja pada proses verifikasi perhitungan suara ini, dan biarkan KPU memutuskan.
Ya, tentu saja kita harus menunggu KPU..
(Edited, berikut ucapan Sharma selengkapnya, yang bertumpuk dengan jawaban Prabowo) Anda sangat tepat jika mengatakan bahwa kita harus menunggu hasil resmi (dari KPU, maksudnya) dalam 10 hari ke depan. Izinkan saya bertanya kenapa Anda begitu yakin bahwa Anda akan menang.
Tidak. Tunggu sebentar. Maaf, bisa saya menyelesaikan? Semua lembaga survei yang Anda sebutkan tadi, mereka adalah lembaga komersil. Saya bisa memberi Anda 16 lembaga survei yang menyatakan bahwa perolehan suara saya memimpin. Jadi, saya pikir, ini tidak terlalu adil jika menggunakan 3-4 lembaga survei tadi sebagai tolok ukur.
Mari kita bicara soal gaya politik Anda dibandingkan dengan pesaing Anda, Joko Widodo, yang dilihat sebagai pemimpin rakyat dan dinilai menarik oleh sejumlah warga Indonesia, dan tampaknya ia mampu dengan baik memenangkan hati komunitas tertentu, yang tidak bisa Anda jangkau. Banyak yang mengatakan bahwa gaya politik Anda secara tradisi tidak konservatif, untuk pembentukan. Apa menurut Anda ini merugikan hasil suara bagi Anda?
Tidak, tidak. Itu hanya persepsi yang dibuat-buat oleh pihak lawan. Ini benar-benar mengada-ada. Saya pikir pesaing saya adalah hasil produk (pencitraan) dari “PR”, kampanye. Pihak lawan ini, dia adalah sepenuhnya alat oligarki. Saya tidak yakin ini adalah gambaran sesungguhnya. Dia bukan orang yang merakyat. Dia mengaku rendah hati, tapi itu hanya akting. Menurut saya, itu hanya akting.
Tapi dia, bagaimanapun, memiliki reputasi yang bersih. Dan kampanye yang dilakukannya tidak dimainkan, tidak seperti Anda yang ternoda oleh masalah HAM dan penyalahgunaan wewenang yang terjadi di bawah rezim Soeharto.
Bersih? Bersih?
Hanya sekadar mengingatkan, Anda pernah memimpin unit yang, pada tahun 1998, dituding menculik, menyiksa, dan membunuh sejumlah aktivis yang memprotes kekuasan Soeharto saat itu. Kini, bagaimana Anda bisa melihat diri Anda sebagai politisi bereputasi bersih, yang mampu memimpin negeri usai melihat hasil penghitungan suara dalam 10 hari ke depan?
Anda tahu, setiap kali saya mendapat dukungan dalam jajak pendapat, semua tuduhan, sindiran, pemburukan karakter ini muncul kembali. Ini adalah Pilpres ketiga saya. Saya sekarang memimpin Parpol terbesar ketiga, dari negara terbesar keempat di dunia. Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia. Penduduknya berjumlah 250 juta orang. Kami seukuran Eropa. Dan saya memimpin partai terbesar ketiga, dan saya kini memimpin koalisi yang mewakili hampir 2/3 pemilih/pemberi suara sah (voters) se-Indonesia. Bagaimana mungkin 2/3 voters Indonesia ini dibodohi, tidak mungkin mereka dengan bodohnya mendukung seseorang, seperti yang dituduhkan oleh lawan-lawannya (saya). Ini jelas merupakan pemburukan karakter.
Tidakkah menurut Anda saat ini adalah waktunya bagi Anda menjelaskan semuanya secara langsung?
Oh, sudah saya lakukan. Banyak, berkali-kali. Sudah dicatat, direkam. Saya kira semua pers yang mewawancara saya sudah bertanya soal HAM ini. Anda tahu, ini adalah cerita yang selalu saya ulang selama 16 tahun terakhir.
Tapi (tuduhan) ini kan terus muncul? Tahun demi tahun. Bagaimana Anda bisa menepiskan itu semua dari kondisi Anda sekarang?
Itu terus.. terus.. Yah, itu terus muncul. Terus dimunculkan oleh musuh saya, oleh pesaing saya. Ini adalah bagian dari permainan politik. Mereka selalu mencoba segala cara.
Bukankah ini sudah waktunya mengakhiri (polemik) ini dengan menjawab tuduhan yang dilemparkan kepada Anda ini?
Sudah saya jawab, berkali-kali. Dicatat. Tercatat. Saya sudah bebas. Saya tidak pernah lagi dituduhkan melakukan apa-apa. Ini semua hanya permainan politik untuk menghacurkan saya, karena mereka tidak suka dengan apa yang saya bela. Saya membela Indonesia yang bersih. Saya membela keadilan bagi rakyat kami. Saya membela kesepakatan yang adil bagi rakyat Indonesia.
Mereka selalu dibohongi, mereka selalu dibodoh-bodohi. Orang Indonesia dianggap bodoh, malas. Ini adalah anggapan zaman kolonial dahulu tentang orang Indonesia. Mereka berpikir oligarki besar bisa mengambil uang (keuntungan)…
Mohon maaf? (Anda mengatakan apa?)
Mohon maaf karena memotong. Ketika hasil suara diumumkan pada 21-22 Juli nanti, jika ternyata hasilnya adalah pesaing Anda, Joko Widodo dinyatakan menang, apakah Anda akan dengan besar hati menerima itu sebagai keputusan rakyat Indonesia?
Itu adalah bagian dari demokrasi. Jika ia secara resmi menang secara adil, tentu saja saya akan mengakuinya. Namun, saya sangat percaya diri, semua real count yang masuk menunjukkan bahwa hasil suara saya memimpin. Dan kemarin, dengan 60% dari real count masuk, saya memimpin. Jadi, saya yakin, kamilah yang mendapatkan mandatnya.
Apa pesan Anda kepada pendukung Anda, karena berkembang keprihatinan terkait kemungkinannya terjadi protes, bahkan kekerasan di jalan-jalan, jika hasilnya tidak sesuai dengan keinginan. Maksud saya, apa pesan Anda untuk mereka sekarang?
Tahukah Anda, salah satu kantor stasiun televisi yang mendukung saya, telah diserang? Dua kantor televisi diserang, dirusak. Tahukah Anda, salah satu lembaga survei yang memperkirakan bahwa saya menang, semalam diserang oleh bom molotov? Jadi dari mana kekerasan itu muncul? Dari mana intimidasi itu muncul?
Jadi apa pesan Anda?
Saya memperoleh laporan dari pendukung saya, bahwa mereka diintimidasi. Mereka diserang, di banyak wilayah di Indonesia.
Jadi pesan dari saya adalah, sudah saya katakan, tercatat, silakan dicek, selalu, selalu saya katakan, berkali-kali, tetaplah tenang, tetap adem, semua pesaing itu adalah saudara kita. Mereka bukan musuh. Semua pidato saya, dan tak satupun dari pidato pesaing saya itu mengatakan hal serupa. Tidak satupun.
Saya sudah katakan, jika KPU mengumumkan apapun kehendak rakyat, saya akan menghormati keputusan itu. Mereka tidak pernah mengatakan hal serupa. Tidak sekalipun mereka mengatakan hal serupa, sepanjang masa kampanye. Saya kira, saya sudah menyampaikan 10-15 pernyataan di hadapan televisi nasional, saat Debat Capres, dalam setiap event, ratusan juta orang melihat ini. Dan dari pesaing saya, tidak sekalipun mereka menyatakan bahwa mereka akan menghormati apapun keputusan rakyat Indonesia.
Malahan mereka mengumumkan, jika Prabowo menang, berarti itu curang. Bahkan jauh sebelum real count masuk.
Jadi saya bertanya kepada Anda, siapa…
Saya akan menanyakan.. Menanyakan satu pertanyaan akhir, Pak. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda tidak menang?
Apa? Saya sangat yakin menang. Tapi tahukah, jika rakyat Indonesia tidak membutuhkan saya, saya tidak masalah. Saya memiliki hidup yang baik. Saya akan kembali ke keseharian saya. Sejujurnya, hidup yang tenang, jauh dari politik. Saya melakukan ini (mencalonkan diri–Red) atas dorongan kewajiban dan bakti saya kepada masyarakat.
Prabowo Subianto, kami sangat bersyukur Anda sudah bersedia menyisihkan waktu untuk kami dalam Impact BBC World News. Terima kasih banyak. Tetaplah bersama kami, di BBC World News .

Catatan pribadi:
Di tautan video tersebut, saya melihat komentar-komentarnya. Banyak banget yang menyindir dan cenderung menghina Prabowo dalam wawancara ini. Mereka bilang Prabowo payah dan gagal (blew it off) merepresentasikan dirinya dalam wawancara.
Yang ada dalam pikiran saya: WTF. (hahaha.. Maaf!) Pertama, saya jadi penasaran, mereka paham bahasa Inggris ngga ya?? Kedua, mereka paham ngga yang namanya wawancara televisi itu bagaimana, apalagi telewicara (jarak jauh dan berjeda waktu). Interupsi dan memotong pertanyaan/jawaban antara pewawancara dan narasumber itu BIASA terjadi. Ketiga, mereka paham betul ngga yaa politik Indonesia itu seperti apa? Keempat, mereka yang berkomentar itu objektif ngga ya? π
Kalau saya pribadi sih menilai, dalam wawancara ini he’s just being himself. Dia hanya jadi dirinya sendiri saja. Berapi-api, ceplas-ceplos. Dan yang jelas terlihat: dia ngga berpura-pura. Di komentar video (dan di Google +1), saya akhirnya “nyeplos” juga bahwa selama yang berkomentar itu BUKAN jurnalis Indonesia dan BUKAN pemerhati politik selama 10 tahun terakhir (at least) maka komentar yang seliweran di sini adalah komentar gibberish (omong kosong). Komentar yang tercantum di internet itu “abadi”, jadi pastikan aja omongannya ngga akan menyerang balik masing-masing komentator.
Bukannya saya sombong atau ngga mau mendengar apa kata orang. Saya sih simpel aja, saya mantan wartawan politik, walau sebentar (2004-2005). Beruntung, momen itu pas dua periode presiden: masa Megawati dan masa SBY. Saat itu saya bertugas muter-muter di pos Mabes Polri, Polda Metrojaya, Kejaksaan Agung, PN Jakarta Selatan, PN Jakpus, Pengadilan Tipikor, KPK, dan tentunya DPR/MPR.
Sedikit banyak, saya bisa melihat seperti apa ranah politik, hukum kriminal dan keamanan di ibu kota Indonesia ini. Setelah ngga jadi wartawan pun, saya masih mengawasi sepak terjang kelakuan para pejabat tinggi itu. Dan orang yang mengerti situasi persis di negara ini yaaa hanya jurnalis nasional dan pengamat politik. Omongan merekalah yang lebih berharga untuk didengarkan, karena pasti mereka ngga akan bicara asal dan mengeluarkan informasi yang sia-sia, dan pastinya ngga akan pakai hina menghina. Itu aja patokan saya.
Ngapain capek-capekin mata ngeliat komentar-komentar kekanakkan yang sotoy (sok tahu) padahal baru kenal politik itu PAS masa Pilpres 2014 saja. Hanya karena baru sekian bulan membaca info yang di-sharing media, bukan berarti seseorang lantas jadi expert. Wekekekekeke.. Kocak. π Dukung Capres sih dukung aja, ngga perlu pake menghina-hina saingannya. Kalau masih menghina dan menghujat, ketahuan ilmu demokrasinya masih bayi. Masalahnya: MAU KAPAN JADI BAYI TERUS? π
Oh ya, “lead” yang menurut saya layak jadi highlight dari jawaban lugas Prabowo Subianto adalah sebagai berikut:
- Meski secara real count Prabowo dikatakan menang, ia tetap mengimbau pendukungnya untuk lebih percaya dan menunggu pengumuman KPU. Jadi, tetaplah tenang, kalem, adem.
- Dalam setiap pidatonya, Prabowo selalu mengimbau bahwa Capres rival dan pendukung mereka tetaplah saudara dan bukan musuh (jadi jangan sampai ada bentrok).
- Jika Prabowo dinyatakan kalah oleh KPU, dia akan menghormati keputusan dan pilihan rakyat Indonesia–ngga seperti Capres rival yang meng-klaim, kalau Prabowo menang berarti curang!
- Prabowo mencalonkan diri menjadi Presiden RI atas baktinya kepada rakyat. Ia prihatin melihat bangsa Indonesia dibodoh-bodohi, mendapat perlakuan tak adil secara ekonomi dan hukum. Jadi, jika Prabowo dinyatakan kalah oleh KPU, dia akan “selon aja” kembali ke kehidupan tenangnya yang jauh dari politik.
Anyways, hope the transcript above is somewhat helpful. Cheers!
Berita terkait soal wawancara BBC dan Quick Count, dan, eeeeeh ada juga toh yang menulis transkrip dan menerjemahkannya, hehehe.. saya beda sehari dengan beliau. Gapapa untuk memperkaya bahan π :
- Prabowo Yakin Dapatkan Mandat Rakyat Indonesia
- Ini Hasil Quick Count Pilpres 11 Lembaga Survei – liputan6.com, 9 Juli 2014
- Transkrip Wawancara Prabowo dengan BBC News – 12 Juli 2014
Mantap SoeMANTAB . . .
Salam @MERDESA . . . !!!
http://wp.me/p1QKow-U
Hatur nuhun, Pak Dadang. π
Sangat bagus sekali mba…
Mohon ijin share yaa…
Terima kasih. Alhamdulillah. Semoga bermanfaat. Silakan di-share lagi, Pakdhe.
Cheers!
π cheers! π
Saya sudah yakin dr dlu,,,bahwa pak prabowo lah yg pantas mimpin negara ini,,,semiga beliau menang utk hasil kpu ti,amin bismillah,,,mbaa ijin saya share,tks
Aamiin.. insya Allah, tahun ini beliau lah yg akan memimpin bangsa. π
Monggo, silakan di-share. Terima kasih sudah mampir yaa..
Kalo soal menghina-hina capres lawan, mungkin dari social media bisa kita lihat proporsi pendukung siapa yang palinng gencar. dari Membuat meme perbandingan Prab makan tangan kanan Joko makan tangan kiri, serta banyak lagi yang lebih bahlul. yang dikomentarin di sini tentu emosi Pak Prabowo, ada beberapa nafas yang kadang tersenggal, kemudian Meng accused pak Jokowi hanya seorang aktor dan produk PR campaign serta semata alat yang digunakan oleh sekelompok elit. Well that’s a serious accusations.
Mengenai Quick Count, jika anda pernah belajar Statistika di jejang kuliah, pasti sedikit banyak mengetahui metode nya, pengambilan sample dll. Jika dilakukan dengan metode ilmiah yang memang sudah teruji dengan formula matematika yang benar, maka bisa dijadikan sebagai pedoman untuk memprediksi sesuatu, atau mevalidasi kalau saja perhitungan manual (yang tentu sangat mudah dikorupsi). Demikain dan salam persatuan.
Terima kasih sudah mampir dan, alhamdulillah, terima kasih atas sharing opini dan ilmunya.
Kalau mau dibahas satu per satu soal cara kampanye–positif, negatif, bahkan hitam–kayaknya bisa 3 hari obrolan non-stop, Pak. Hehehe.. Salah satu sahabat saya adalah Timses, dan ia pernah bercerita kepada saya bgmn cara “menggiring opini” masyarakat, sehingga berpihak kpd Capres dimaksud. Pembuatan meme, kampanye hitam/negatif adalah bagian dari strategi. Istilahnya tinggal menyiram minyak tanah lalu “berteriak” memancing friksi, terbakarlah emosi masyarakat. “Matang” deh opininya. Saya ngga perlu menyebutkan siapa Capres yg dimaksud, ya.. π
Soal Quick Count, Real Count, namanya sampling pasti berbatas. Seharusnya lembaga SELALU sebutkan secara jujur rasio sampling yang diambil terhadap jumlah total pemilih sah se-Indonesia, sehingga masyarakat bisa membuat perhitungan juga di dalam benak masing-masing, “Oh, segini rasionya, berarti belum final.” Menurut pengamatan saya, hanya beberapa lembaga saja, seperti KOMPAS, yang menyebutkan jujur besar rasio tsb, sisanya tidak. Tapi mungkin saya keliru dan kurang cermat membacanya.
Dan, ya betul, bangsa dgn jumlah penduduk sebesar ini, dgn karakteristik topografi archipelago macam Indonesia ini, adalah tantangan yg sangat besar ketika penghitungan harus dilakukan. Mayoritas masyarakat tidak paham betapa seriusnya masalah penghitungan suara, sehingga mereka merasa pengamanan ketat di TPS (mulai tingkat basis sampai kabupaten/kota, bahkan provinsi) itu lebay. Padahal ini masalah yang amat sangat krusial. Penting bingiiiits! π Tanpa pengamanan ketat, error dan korupsi suara akan terjadi. Inilah yang harus dikawal oleh masyarakat. Jika ada penyimpangan, laporkan ke Bawaslu dan KPU (cq. negara), jangan ke lembaga non-negara, apalagi hanya media sosial. π Benar kan, Pak? Hehehe..
Senang sekali bisa berdiskusi singkat dgn Bapak. Mampir-mampirlah lagi ya. π Salam Indonesia Raya!
Good mba penjelasan nya
Terima kasih, Mbak Yeni. Ini hanya dari sisi saya sebagai insan media (saya masih di media, meski tidak lagi di politik). Masih sangat mungkin bahwa opini saya juga belum objektif.. π
Terima kasih sudah mampir, yaa..
So .. him .. absolutely agree to all his answer …
Insya Allah ucapannya di sini adalah kejujuran yang beliau pahami, dan beliau bukan orang pandir. Yang pasti, Gusti Allah ora sare. π
Terima kasih sudah mampir ya, Pak Andi.
Mba Nina aku ada keluhan nihh π¦
Di menit ke 02.20 sampai ke 02.50 pembawa acaranya kan berbicara tapi ketutup oleh Pak Prabowo π¦
Dan aku bener2 ga bisa denger apa yg dibicarakan oleh pembawa acara’a π¦
Bisa diberi pencerahannya ga mba π
Oh ya, saya lupa mencantumkannya di atas ya?
Di situ Sharma bilang, “Anda sangat tepat jika mengatakan bahwa kita harus menunggu hasil resmi (dari KPU, maksudnya) dalam 10 hari ke depan. Izinkan saya bertanya kenapa Anda begitu yakin bahwa Anda akan menang.”
Kalau saya belum mencantumkannya, saya akan edit. π
Ohh bener ternyata disitu tidak membahas masalah HAM sama sekali dan baru membahas HAM di menit setelahnya π
Tanx atas pencerahannya mba Nina π
Sama-sama, Pak. Memangnya ada yang berpendapat bahwa itu bantah-bantahan soal HAM? Hehehee.. yang berpendapat begitu, beribu maaf, harus dicek lagi kemampuan pendengaran dan level skill bahasa Inggrisnya. π
tx atas pencerahannya mbak π
izin share yaw mbak π
nanya dunk mbak….emang bener sebelum bbc sempet meminta jokowi tuk di interview langsullng oleh bbc…tapi beliau menolaknya!!!
ini bukti bahwa pak jokowi tdk mempunyai kesiapan mental tuk menjawab pertanyaan dunia internasional
opo bhs inggrise morat-marit yo pak jokowi *LOL*
Hahahaha.. setahu saya, Jokowi memang tidak pandai berbahasa Inggris. Dia paham bahasa Inggris, tapi ngga bisa menjawab, alias passive English. Sudah dibuktikan ketika Jokowi diwawancara media asing lainnya (salah satunya Bloomberg).
Sebenernya dia bisa menggunakan bantuan penerjemah, tp tidak dilakukan. So, yah, entahlah kenapa dia sampai menolak wawancara BBC ini.
Translationnya diperhalus? kalau anda fair, cantumkan transkrip dalam inggrisnya juga sebelum versi translate. how?
Sudah ada rekan lain yang menyusun transkrip dalam versi English-nya. Tautannya sudah saya cantumkan di bawahnya (yg kompasiana) silakan Anda klik. Anda akan baca bahwa terjemahan saya apa adanya. Masalah diksi (pemilihan kata) apakah memang harus dipilih kata2 kasar? π
I agree with you, mbak….sejak awal saya dengar wawancara tsb rasanya memang tidak ada yang salah dengan jawaban2 beliau. Saya heran ketika malah banyak yg menghujatnya. You have the same question with me, do they understand English?
Regards,
Thank you, Mbak Dewi. I’m relieved that many people, especially who understands English, agrees with us. Ini wawancara biasa. Walau ada nada tinggi, itu wajar saja, tidak di luar batas dan tidak ada yang tersinggung. Malah artinya dinamis: a lively interview. π
Saya mantan wartawan dan saya selalu suka bertemu dengan narasumber yang berapi-api dibandingkan yang kalem tapi jawabannya tak berkualitas. π Ini mengutip pengalaman pribadi ya, ngga bicara soal Capres. Hehe..
Terima kasih sudah mampir, Mbak. π
Memang sulit menjelaskan apapun kepada orang yang tidak tahu substansi atau duduk persoalannya. Terutama kepada orang yang mata hati dan otaknya telah buta dan tumpul.
Andai mereka paham apa yang sebenarnya menjadi harapan Pak Prabowo terhadap bangsa ini, tentu mereka akan dengan senang hati mendukung Beliau. Tapi; beginilah kondisi negeri ini, masih senang terbawa arus negatif yang menyesatkan.
Bagi Anda semua penyeru kebenaran, tetapkanlah keyakinan bahwa kebenaran pasti menang. Aamiin
Memang sulit menjelaskan apapun kepada orang yang tidak tahu substansi atau duduk persoalannya. Terutama kepada orang yang mata hati dan otaknya telah buta dan tumpul.
Andai mereka paham apa yang sebenarnya menjadi harapan Pak Prabowo terhadap bangsa ini, tentu mereka akan dengan senang hati mendukung Beliau. Tapi; beginilah kondisi negeri ini, masih senang terbawa arus negatif yang menyesatkan.
Bagi Anda semua penyeru kebenaran, tetapkanlah keyakinan bahwa kebenaran pasti menang. Aamiin
Aamiin.. aamiin ya Rabb..
Pengamatan yang sangat jeli, Pak Adi. Terima kasih.. Saya sepaham dengan pemikiran Bapak. Mayoritas masyarakat kita cenderung berhenti di bantah-bantahannya daripada memahami substansi yang dibicarakannya. Jadi keburu rame sama asumsi sendiri (karena itu lebih seru) dan mengabaikan topik yang sebenarnya.
Malahan rata2 publik menggunakan argumen dosa masa lalu seseorang untuk membatalkan kredibilitas seseorang. Padahal namanya manusia itu bisa berubah jadi lebih baik ya, Pak? π
Good job mba,,,,
Alhamdulillah.. terima kasih, Bunda. Dan terima kasih sudah mampir yaa.. π
Izin share ya, mba.. ^^
Monggo.. Silakan, Mbak (?) Eliya. ^_^
Memang sulit menjelaskan apapun kepada orang yang tidak tahu substansi atau duduk persoalannya. Terutama kepada orang yang mata hati dan otaknya telah buta dan tumpul.
Andai mereka paham apa yang sebenarnya menjadi harapan Pak Prabowo terhadap bangsa ini, tentu mereka akan dengan senang hati mendukung Beliau. Tapi; beginilah kondisi negeri ini, masih senang terbawa arus negatif yang menyesatkan.
Bagi Anda semua penyeru kebenaran, tetapkanlah keyakinan bahwa kebenaran pasti menang. Aamiin
Pak Adi, semalam saya di-mention oleh kawan di tweet saya. Ia menyebutkan quote yang disebutkan Desi Anwar soal Politik:
“Politics is not about The Truth but about Perception”
Jeli sekali. Dan sepertinya itu menjawab semua debat dan opini secara keseluruhan ya? Hebat Mbak Desi Anwar.. π
Kompetensi itu melekat pd yg memang memilikinya. Orang yg sudah duduk pd jabatan strategis pun blum tentu kompeten utk memimpin, dan yg seperti itu akn tergeser dg sendirinya. Kompeten dpt dilihat dr pemahamanny thd masalah dan risiko yg mgkn tjd ketika mengambil kputusan2 dlm kondisi yg urgen dan serius. Kompetensi jg dilihat dr real action yg dilakukn berdasarkn ilmu, wawasan, dan tacit yg sangat luas dlm pjalanan karir dan kehidupanny sehari2. Saya scara pribadi mlihat itu pada diri Prabowo. Hanya sj yg blm bisa sy pahami adl ketika beliau dhujat sedemikian kejamnya, beliau tdak membalasnya dg hal yg serupa. Save the last moment for the best leader, and save the best leader for the last moment,,,,Prabowo,,,
Masya Allah. Sungguh indah pengetahuan yang Pak (?) Prima sharing di sini. Terima kasih sudah membaginya dengan kami. Saya sepaham dengan Bapak. Dan itu jugalah yang membuat saya mengagumi beliau. Hujatan dan celaan, bahkan ketika beliau “ditahbiskan” menjadi enemy of the state, beliau tidak bereaksi berlebihan. Bahkan tidak membalasnya dengan perbuatan ekstrim, semisal kudeta. Bisa saja beliau lakukan itu, tapi tidak dilakukan. Buat saya, sikap ksatria seperti itu sungguh langka di Indonesia–heck, bahkan di dunia! π
Dan buat saya juga, Pak, menang atau tidak nantinya, Prabowo tetaplah pemimpin saya. π
maaf, ibu juga π
Hihihihi.. maaf.. ternyata Ibu toh. Maaf ya, Buuu.. π
tenkyu mbak penjelasan na,jd tmbah mantab nih,bleh berteman di fb gx mbak?hehehe……lmyan mbak bwt nmbh2 informasi.
Sama-sama, Pak Dodi.
Hehehehe.. monggo add saya di FB, Pak. Saya ada di http://www.facebook.com/firstavina
wah, mantap mbak pembahasannya .. setelah saya share, ada yang sudah open-minded membaca tulisan ini . π
Oh ya? π
Alhamdulillah.. Semoga kita senantiasa dikelilingi orang-orang yang berpikiran bijak dan terbuka ya, Mas. Menjadi orang yg bermanfaat itu adalah cita-cita yang disarankan Rasulullah, SAW, semoga kita jadi salah satu yg bermanfaat itu. Aamiin..
Reblogged this on Firmando's Blog and commented:
Yuk, budayakan membaca sebelum berkomentar π
Trims Mbak Nina, akhirnya kegusaran saya terobati setelah membaca seluruh transkrip wawancara tersebut beserta komen2nya. sebelumnya saya telah membaca komen2 negatif yang menydutkan Pak Prabowo dalam wawacara tersebut. Alhamdulillah akhirnya tercerahkan juga, izin share.
Sama-sama, Mbak Irma. Alhamdulillah kawan-kawan yang mampir ke sini komentarnya selalu positif dan mencerahkan. π
Monggo, silakan di-share. Semoga bermanfaat, Mbak. Terima kasih sudah mampir, yaa..
Jazakallohu Khoiron Katsiro.
Barakallahu fikum.. π
thanks … mantap.
Sama-sama, Pak. Terima kasih sudah mampir. π
Semoga anda selalu diberi keberkahan, kesehatan lahir bathin sm Allah SWT Neng Nina.
Aamiin…
Aamiin aamiin ya Rabbal al aamiin.. Terima kasih doa indahnya, Pak Ekko. Semoga Allah mengijabah doa serupa untuk Bapak. Aamiin..
Terima kasih sudah mampir ya..
Izin share mba, sy salah satu warga negara yg tdk diberi hak memilih dan dipilih oleh UU pilpres, tp sy sepakat dengan pendapat mba, terlalu banyak isu yg tdk benar dlm pilpres ini, dalam pilpres ini masyarakat terbagi menjadi dua segmen, klas menengah atas dan bawah, klas bawah inilah yg mudah dimakan isu yg gak bener, makasih mba
Silakan, Mas Firdaus. Waduh, tidak memilih dan tidak dipilih–apa karena belum ber-KTP? π
Betul kata Mas. Ngeri melihat Pilpres tahun ini. Masyarakat “dibikin” terkotak-kotak. Padahal seharusnya kita ini tetap bersatu meski pilihan berbeda-beda. Saya rindu Pemilu jaman baheula, di mana perbedaan pilihan hanya masalah di depan kamar coblos di TPS saja.
Oh ya, terima kasih sudah mampir yaa… monggo di-share. Semoga bermanfaat yaa..
Terimakasih mbak.. mohon izin share.. saya secara pribadi sejak 2009 sudah mengingikan Pak Prabowo sebagai presisiden setelah masa pak SBY..
Monggo, Pak Junaidi. Silakan di-share, semoga bermanfaat. Wahhhh penggemar Pak Prabowo sejak lama rupanya. Hehe.. saya dulunya tidak pro Prabowo, Pak. Tapi juga tidak membenci sih, hanya belum menemukan “klik”-nya saja. Malahan saya ngga pernah klik sama siapapun Capres dahulu. Saya Golput sejak Pemilu 1999. Terakhir nyoblos 1997, dan tidak nyoblos lagi sampai tahun ini. Pak Prabowo yang membuat saya “bertobat” dari Golput. Hehehe..
Pantapzzzzzzzz Mba π
Terima kasih, Mas Lukman. π
Pihak asing banyak punya agenda kepentingan di Indonesia. Sayangnya banyak orang Indonesia yang tidak mau berfikir rasional (bukan tidak bisa, tapi tidak mau). Ya begitulah adanya.
Saya sempat berpikir begitu juga Bu/Pak Tri. (maaf jika saya keliru memanggil Bapak atau Ibu)… π Soalnya Indonesia ini “seksi” untuk diperebutkan. Selain kekayaan alamnya yang “aduhai”, jumlah penduduk Indonesia yang “wow” juga merupakan pangsa pasar potensial. Makanya banyak yang ingin menancapkan kukunya di sini..
Terima kasih sudah mampir ke blog ini yaa.. π
Sebetulnya saya kadang kurang paham dengan pemikiran subjektif yang mengatakan Pak Prabowo adalah sosok yang paling pantas menjadi Presiden. Saya juga seorang pekerja Media alifasi Tiongkok yang condong mendukung Capres No.1, tiap berita yang beredar tentang Prabowo maupun Jokowi selalu saya ikuti, dialog, Wawancara, dan sepak terjangnya. Banyak Kontoversi Prabowo yang membuat saya enggan membayangkan Beliau menjadi pemimpin di Indonesia.
– Pidatonya di IKJ yang saya saksikan langsung bahwa sistem Pemilu langsung akan ditiadakan jika beliau menjadi Presiden.
– Anjurannya untuk menerima uang ‘serangan fajar’ saat Pemilu berlangsung.
– Meningkatkan kesejahteraan Pejabat sebagai jalan keluar dari praktik Korupsi.
– Mengagungkan Orde baru, dan dalam salah satu bukunya mengatakan bahwa itu adalah era keemasan Indonesia (What?)
– Menjanjikan sesuatu yang sulit terwujud, Upah minimum 6,3 Juta?? (Mungkin saja, tapi efeknya terhadap industri seperti apa?)
– Alih-alih memperkuat KPK sebagai lembaga pemberantasan Korupsi, salah satu Tim ses mereka justru menjadi salah satu pihak yang selau mendengungkan teriakan “Bubarkan KPK”
– Silahkan Follow Twitter, Fadli Zon, Fahri Hamzah, lalu Anies Basweidan, Faisal Basri. Perhatikan etika berkomunikasi mereka di media sosial. Dan ingatlah orang-orang inilah yang nantinya “membantu” Prabowo dan Jokowi memimpin Indonesia.
Apakah Jokowi lebih sempurna? Tentu saja Tidak, namun cukup satu hal yang membuat dia lebih baik dari Pak Prabowo. Ia tidak mencalonkan diri, namun dicalonkan.
Anggapan orang-orang tentang Pencitraan yang dilakukannya sudah diperbuatnya selama lebih dari 10 tahun, dan secara psikologis, itu bukan lagi sesuatu yang diciptakan, itu KARAKTER!
Menang atau kalah, siapapun presidennya, semoga semua berjalan dengan jujur dan adil,
Rekan NK Baiin: Aamiin untuk doanya. Wow.. terima kasih sharing pendapat dan ilmunya.. Berharga sekali!
Jujur, saya setuju dengan sebagian besar yang Anda sebutkan di atas. Terutama soal orang-orang di belakang Prabowo. Hehehe.. Karena memang begitu kenyataannya.
Namun, to be fair, jika dicermati lebih dalam, namanya Capres pastinya tidak bicara atas nama dirinya sendiri. Dia adalah utusan partai–sayangnya begitu, entah kapan ada Capres yang benar-benar utusan masyarakat.. Ya karena sistem dan mekanisme percapresan di Indonesia masih seperti itu, jadilah yang terjadi demikian.. Bayangkan betapa “gendutnya” kepentingan yang diucapkan para Capres ini saat berkampanye, demi mengambil hati partai lain sehingga mau berkoalisi dengan Capres bersangkutan. Ini berlaku tak hanya untuk Prabowo, tapi juga Jokowi. Yang ganas justru orang-orang di belakangnya. Bener ngga?
Euh.. makanya kalau di-breakdown, panjaaaang… Untuk itu, ayolah kita ketemu ngopi-ngopi sesekali di darat, guna ngobrol-ngobrol soal ini! π Saya selalu antusias dengan “inside stories”-nya jurnalis. Itu adalah versi jujur seorang pewarta. Tanpa polesan, tanpa sensor. What say you? π
Terima kasih sudah mampir yaa..
Prabowo adalah seorang pemimpin.. kamu sudah mengakui dalam tulisan dan reply. sebagai pemimpin dia memiliki bawahan yang mana bawahan mewakili pasukan-pasukan. Dalam kontext ini Prabowo adalah pemimpin yang memiliki bawahan dari berbagai partai terutama nama-nama seperti Fadli Zon, Fahri Hamzah, lalu Anies Basweidan, Faisal Basri.
gw mengambil salah satu masukan bagus dalam anime Hunter x Hunter.. kelompok jahat laba-laba (Ryodan) , ketuanya (yg di sebut sebagai kepala) di anggap kalah.. lalu bagaimana dengan kelompok tersebut? apakah akan maju atau tidak.. nyatanya tidak maju.. karena ketua adalah kepala dari kelompok.. kepala hilang berarti tewaslah kelompok itu..
Prabowo sebagai pemimpin jadi panutan, bukan cuma titel saja. Apa yang dilakukan olehnya adalah yang akan di lakukan oleh bawahannya. Apakah selama ini Prabowo menunjukkan apa yang layak di contoh oleh rakyat.. lalu mari lihat ke bawahannya, perhatikan pekerjaan mereka.. salah satu mengatakan Jokowi pergi ke rusia buat ziarah.. nyatanya dia sendiri yg ziarah tp mengatakan jokowi yang melakukan
sehubungan dengan pernyatan dalam wawancara.. Prabowo tidak menunjukkan kesopanan dirinya sebagai tokoh yang di wawancara. Kita tak butuh orang yang tahu tentang masalah HAM dia, kita tak butuh orang tahu dia pernah melempar HP, dan kita tak butuh orang tahu dia punya situs isinya hanya lorem saja.
Asumsikan Prabowo adalah seorang yang akan maju.. dia diberi pertanyaan oleh berita netral. Di tonton oleh orang yang tidak tahu apa kurangnya dia.. tetapi dengan pernyataan seperti
memotong pembicaraan
menjelek-jelekkan pendukung lawan sebelah..
bahkan menjelek-jelekkan lawan yang jelas-jelas menyatakan prabowo adalah patrot sejati ( http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/09/jokowi-prabowo-dan-hatta-adalah-patriot-bangsa )
gw kecewa dengan pandangan bahwa prabowo melindungi rakyat.. nyatanya kita lihat dari sisi berbeda.. Prabowo hanya tahu memimpin.. dan dia bertingkah bak bos mafia.. lu ada problem, lu butuh sesuatu minta gw.. nyatanya dalam setiap pembicaraan prabowo selalu bilang akan mesejahterakan rakyat.. tapi itu kata klise yg dipake dari presiden2 sebelumnya.. Kenapa ngak menjelaskan langkahnya.. ataukah sebenarnya cara sejahteranya sy serahkan ama koalisi saya.. yg notabene tukang bikin bocor..
anda menyatakan mantan wartawan politik? dengan jabatan 1 tahun.. saya merasa itu bukan sesuatu yg di banggakan.. bila anda menyatakan saya adalah wartawan politik selama 5 thn .. sy baru bisa akui pendapat anda.. krn bagis saya.. pekerjaan yang hanya 1 tahun tidak layak di masukkan sebagai sebuah pernyataan saya ahli di bidangnya..
bila memperhatikan dari pernyataan beliau
How β¦..how do β¦.2/3 of the Indonesian people; how can they be fool, how can they be so stupid to beβ¦.toβ¦.to support someone who is what all my rivals accused me of being.
ini jelas prabowo terlalu mudah terbakar emosi.. seperti kejadian bawahannya dilempar hp.
BBC bertanya bagaimana cara membersihkan kekurangan backgroundnya bukan memojokkan.. bahkan seharusnya pertanyaan ini jadi sebuah cara agar dia diterima..
Bagi gw yang tidak langsung berhadapan dengan prabowo.. sy tahu tingkah bawahannya.. karena bawahan itu cermin dari atasan.. hanya 1 dari 1000 orang yang mungkin cerminnya lebih baik.. sisanya silakan pikirkan sendiri..
jgn lupa atas pernyataan
They have always been lied to, they have always been considered stupid, Indonesians are considered stupid, lazy people, this is the old time colonialist perception that that want to pin to Indonesian people, that all the Oligarch take all the money
disini kita bisa liat siapa yang dibohongi.. siapa yang membohongi..
mungkin benar jokowi bukan orang yg kita cari.. tapi setidaknya Jokowi adalah orang yang mengatakan kita bekerja bersama bukan .. tukang suruh.. dan kasi laporannya bagus ke gw..
bagaimana kemajuan Indonesia akan tercermin bila bakal pemimpin seperti prabowo sendiri malah memakai bahasa bodoh.
jangan lupa saat ditanya bagaimana bila dia kalah.. dia berbeda dengan yang muncul di teve.. malah dia sangat yakin dirinya menang.. tapi apa layak dengan menyatakan
if the Indonesian people do not need me, I am fine, I have a good quality of life. Iβd like to go back to my life, in fact itβs a quiet life out of politics. I am doing this out of my obligation to serve my people.
Aiiih panjang betul.. hehehe… terima kasih ya atas sharing pandangannya. π
Soal saya yang hanya satu tahun (1 tahun 8 bulan tepatnya) saya jadi wartawan politik lalu Anda jadi tidak terlalu respek pada pendapat saya, silakan itu hak Anda. Saya juga tidak pernah meng-klaim diri bahwa saya adalah sang maha benar. Bangga pun tidak. Saya hanya memberi gambaran bahwa saya paham politik di pusat ini seperti apa. Namun, ya betul, saya hanya “penonton”. Peliput itu hanya penonton. Pun saya tidak bangga ataupun pamer di sini ketika berita yang saya buat dibahas dalam rapat Komisi III DPR/MPR pada Juli 2005 lalu. π Itu hal biasa sebagai orang media. hehehe..
Dan, kalau boleh saya sarankan, saya akan lebih menghargai ucapan Anda yang panjang itu jika Anda menggunakan nama asli daripada anonymous. π Tapi pandangan yang Anda sharing sungguh luar biasa dan menambah pengetahuan saya juga. Terima kasih banyak.
Saya sebagai awam hanya bisa menilai..yang jujur itu justru Pak Prabowo..dia benar2 jadi dirinya sendiri,tanpa ada sutradara yang mengatur2 beliau..
Masya Allah.. Alhamdulillah. Memang ketulusan itu bagaimanapun akan dikenali oleh orang yang memang tulus hati juga. π
Terima kasih pendapatnya, Bu Yulia.. Dan terima kasih sudah mampir yaa..
Luar biasa mbak Nina . izin share ya….ini diskusi yg berbobot …
Terima kasih, Bu Anne. Silakan. π
Saya sangat puas dengan komentar-komentar yang disampaikan teman-teman pembaca. Sungguh elegan dan berkualitas. Dan tampaknya teman-teman juga paham betul bahwa kita di sini semua saling sharing ilmu dan opini. Perbedaan pandangan dan sisi lihat adalah kekayaan. Maksudnya menambah kaya ilmu kita, jadi silakan berpendapat sebebas yang diinginkan. π
Terima kasih buat semuanya. Salam persatuan dan kesatuan! π
https://www.facebook.com/notes/abdussyukur-muharam/proyek-bersama-para-seniman/10152975473385898
Pak Harejo, daripada hanya link, kita copas yuk isinya di sini. Saya paste ya, agar kawan-kawan lainnya bisa membacanya.
Dan, terima kasih buat sharing pandangan lainnya. π
PROYEK BERSAMA PARA SENIMAN
July 15, 2014 at 1:04pm
Sebuah cerita besar sedang ditulis secara keroyokan. Para penulisnya bukan nama-nama asing dalam khazanah kreatif di Indonesia. Sebut saja di antaranya Arswendo Atmowiloto, Leila S Chudori, Goenawan Mohamad, Mira Lesmana.
Secara umum cerita bisa dibangun dengan dua pendekatan, plot driven atau character driven. Mereka memilih cara kedua. Dengan pendekatan tersebut, para penulis mengerahkan kemampuan merangkai kata untuk menghidupkan karakter si tokoh agar terkesan kuat di sidang pembaca. Karakter menjadi jantung yang memompa arus cerita. Pada saat tokoh utamanya seorang protagonis, untuk menonjolkan karakternya perlu dihadirkan tokoh-tokoh antagonis. Pun sebaliknya.
Dalam skenario yang disusun bersama ini, tokoh utamanya dicitrakan sebagai seorang antagonis. Agar penggambarannya kokoh, atribut-atributnya pun lengkap. Dia berusaha merencanakan sesuatu. Sesuatu yang jahat. Dia melakukannya karena hasrat pribadi (semacam megalomania dalam film-film James Bond) dan punya motivasi yang kuat untuk mencapainya. Dia cukup meyakinkan dalam beberapa hal, tapi kedodoran dalam banyak hal lain, termasuk dalam memahami dirinya sendiri. Tokoh antagonis ini menyembunyikan kelicikan dalam aksi-aksinya dan dalam sebuah persimpangan akan berhadapan dengan tokoh protagonis serta berusaha menggagalkan tujuan mulia protagonis. Semakin mulia protagonis, makin jahatlah antagonis, membikin pembaca βlove to hateβ.
Masing-masing penulis di atas sepakat menuangkan gambaran karakter tersebut dalam bentuk yang akhir-akhir populer: sebuah surat. Surat terbuka. Surat cinta, sebagian meng-#-nya. Tokoh yang mereka tata serpihan-serpihan mozaik karakternya adalah Prabowo Subianto, salah seorang calon Presiden 2014. Seketika kita akan mudah menebak siapa yang akan menjadi protagonis. Ya, tentu, Joko Widodo. Tapi tidak cuma dia, para penulis itu pun melibatkan diri dalam cerita dan menjadi barisan protagonis dengan segudang kemuliaannya.
Maka inilah rangkaian kata-kata mereka:
Agus Noor:
Saya yakin, Pak Prabowo tidak akan pernah menyetujui praktik-praktik βmenghalalkan segala cara demi mencapai kemenanganβ seperti dogma Niccolo Machiavelli. Saya yakin, sangat yakin, Pak Prabowo adalah pemimpin yang selalu memahami: bahwa dalam politik, kemenangan hanya memiliki makna bila kemenangan itu berguna bagi rakyatnya.
Goenawan Mohamad:
Kemenangan politik penting, tapi kehidupan bangsa yang saling mempercayai jauh lebih penting. Kemenangan politik bersifat sementara, tapi cita-cita untuk kebaikan Indonesia akan terus menggerakkan hidup anak cucu kita. Kemenangan politik selalu untuk βakuβ atau βdiaβ, tapi Indonesia untuk βkita.β
Mira Lesmana:
Saya berharap Bapak legowo, dan menyerahkan kepemimpinan Indonesia kepada Bapak Joko Widodo, dan Bapak akan selalu ada untuk membantu mimpi kita menuju Indonesia Hebat.
Arswendo Atmowiloto:
Perubahan yang saya maksudkan adalah lebih memihak kepada rakyat dengan tidak membuat bingung, cemas, memihak dengan menghormati apa yang rakyat inginkan, meneruskan apa yang mereka pilih. Bahkan kalau Bapak memiliki kemampuan, kekuatan, kuasa untuk mengecoh tidak perlu dilakukan. Bukan karena apa, melainkan sekarang ini kesempatan emas membahagiakan dan mendaulatkan rakyat.
Djenar Maesa Ayu:
Saya yakin anda tahu, kehormatan seseorang tidak dipandang dari sekadar kemenangan, tapi kejujuran. Saya juga yakin anda punya kejujuran itu. Sebab meskipun kejujuran bisa diabaikan, Ia tak bisu.
Dee Lestari:
Konon seorang Gus Dur pernah melihat ketulusan besar pada diri Bapak. Semoga ketulusan itu bukan hanya perihal menjadi Presiden saja, tapi juga ketulusan atas segalanya, termasuk kalau sampai tidak menjadi seorang Presiden. Menjadi presiden adalah hal yang luar biasa hebat. Namun, bukan segalanya. Going back to our quiet life, just like what you had mentioned on BBC, is a true privilege not all of us can have. Apalagi, jika kita berhasil retret dengan terhormat.
Leila S Chudori:
Pak Prabowo, kemenangan Jokowi-JK bukan berarti kekalahan Anda. Kemenangan mereka adalah kemenangan kita semua, karena artinya Anda juga menjadi bagian yang mendirikan tiang demokrasi Indonesia.
Clara Ng:
Sangat indah jika anak-anak saya bisa belajar bagaimana seorang Prabowo Subianto bisa mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingannya.
Seno Gumira Ajidarma:
Mas Bowo yang baik, dengarlah hati nurani Anda.
Salam
Nina Tamam:
maafkan bila saya menyangsikan bagaimana cara bapak mencintai bangsa ini.
Ernest Prakasa:
Saya takut Bapak melakukan segala daya upaya untuk membalikkan hasil ini. Meski itu harus berujung pertumpahan darah. Saya waswas pesta demokrasi ini berubah menjadi perang antar saudara sebangsa.
Happy Salma:
Sumbangsih bapak besar pada bangsa ini, saya yakin cinta bapak pada tanah air ini tidak diragukan lagi, dan karena kecintaanmu juga lah saya yakin. Seorang pemimpin harus lahir dari sebuah proses yang jujur dan adil.
Joko Anwar:
Kini adalah kesempatan Bapak untuk jadi pahlawan, walau bukan berarti harus jadi presiden, Pak. Bapak telah dicintai dan dipilih 48% rakyat Indonesia yang memutuskan memilih, relakanlah presiden dipegang oleh yang dipilih 52% lainnya.
Salman Aristo:
Kau pun tak sabar berlalu
Bersamaan dengan bau mayat terbakar
Dan gedung-gedung runtuh.
Alberthiene Endah:
Kau mencari tanpa tahu apa yang sesungguhnya kau cari; Kau dirindukan keluargamu; Kau dirindukan orang-orang yang menantimu duduk diam; Kau manusia, semua tahu; Tapi mungkin kau lupa.
====
Dalam sebuah bangunan cerita, penulis menciptakan sebuah dunia, dengan asumsi-asumsi yang tidak harus selaras dengan dunia nyata. Harry Potter bisa membunuh seseorang hanya dengan mantra dan tongkat ajaibnya, dan tetap diterima tanpa syarat karena pembaca telah digiring ke dalam dunia sihir.
Pada cerita keroyokan di atas, dunia demokrasi telah dirumuskan ulang. Persepsi telah menjadi konstitusi. Suara rakyat bukan hanya tidak lagi menjadi panglima, dia bahkan tidak diperlukan karena persepsi dan berahi penyusun cerita sudah cukup untuk membolak-balikkan nilai. Bahkan mengkhianati amanah dan harapan rakyat pun menjadi tindakan mulia. Sebagaimana umumnya cerita, penulis bisa βplaying Godβ, memilih tokoh mana yang didandani jubah putih, mana yang memakai penutup mata satu dengan satu tangan berkait besi, dan kapan dia harus mati. Pada cerita ekstrem seperti di atas, para penulis mahatahu bahkan mengabaikan Tuhan di dunia nyata.
Karena para penulisnya terlibat dalam cerita menjadi para protagonis penumpas kejahatan, sebagian pembaca yang punya persepsi berbeda dipaksa berposisi di tepi antagonis. Berapa banyak bagian pembaca tersebut, sebenarnya akan ditentukan tanggal 22 Juli 2014. Sayangnya para penulis tidak merasa perlu menunggu sampai tenggat itu. Karena dalam dunia cerita mereka, persepsi dan berahi telah menjadi konstitusi baru.
***
http://suratuntukpakbowo.tumblr.com/?og=1
Pak Prabowo yang membuat saya βbertobatβ dari Golput.
menang atau tidak nantinya, Prabowo tetaplah pemimpin saya….Hehehe..
Wheheeee.. copy paste nih yeeee? Hehehe..
Informasi ini yang rame2 bikin surat terbuka (hadeuh) setelah baca isinya biasa aja tidak ada yang aneh.
Oh ya? Ada yang bikin surat terbuka soal wawancara ini? Hehehehe.. ada-ada saja ya..
Terima kasih sudah mampir, Bu Dewi. π
Mari berharap yg terbaik saja utk bangsa Indonesia…
InsyaAllah! Aamiin.. terima kasih sudah mampir ya. π
Prabowo dengan ketegasannya, insyaallah bisa memajukan segala aspek di Indonesia. amin ya Allah, makasih mbak artikelnya,
Aamiin aamiin ya Rabb.. saya juga yakini itu. π Terima kasih sudah mampir ya, Pak..
Danke (terimakasih dlm bahasa belanda) mbak Nina… Mencermati jawaban” pak Prabowo, membuktikan kalau beliau memang seorang negaran. Kestaria yang siap menang siap kalah… Hanya saja, banyak sodara” kita di pojok sebelah yang selalu menggunakan QC milik mereka ,sebagai senjata utk meminta pertanggunng jawaban prabowo soal pernyataan siap kalah siap menang… Menurut saya, dalam konteks inilah banyak yang salah mengerti… Bahwa yang berhak melegitimasi pemenang pilpres itu adalah KPU… Survey adalah bagian kecil dan cuma penyedap rasa dalam demokrasi… Hasil survey tdk bisa dipake untuk mengintervensi KPU. Beda klas dan strata hukumnya… Sampai disini,kita tunggu saja sampai tgl 22 juli mendatang… Satu hal bagi saya, sosok prabowo adalah sosok yang sangat langka di negeri ini… Dalam berbagai kesempatan dan orasinya, selalu Menempatkan rakyat sebagai ujung tombak dalam membangun bangsa… Dan menurut saya Semangat dan ketulusan beliau ini, pasti banyak cobaan… Dan apa yang kita liat sekarang, mungkin adalah cobaan baginya… Semoga allah mengangkat derajatmu jenderal… Engkau diam dengan berbagai tuduhan.. Engkau tdk membalas kejahatan dan kejahatan… Selalu engkau menyerukan perdamaian… Semoga yang dipojok sebelah nantinya juga bisa bersikap kesatria atas apapun keputusan KPU.
Aamiin aamiin ya Rabb.. Danke untuk sharing pendapatnya yang begitu bersemangat, Pak Sultan. π
Yes, bagaimanapun orang lain menilai negatif terhadap beliau, tetap yang namanya jiwa ksatria itu tidak hilang. Segala sesuatunya sudah beliau perhitungkan secara cermat. Kita yang awam saja yg telat paham. π Thank you for visiting, Sir. Seringlah mampir ya. π
sebelum membaca penjelasan mbak, saya bertanya tanya pada diri saya, apakah hanya saya yang “tidak” melihat kejanggalan dari jawaban prabowo, sama seperti yang mbak sampaikan saya hanya melihat jawaban prabowo sebagai jawaban yang jujur,ceplas ceplos tanpa kepura puraan, jadi saya cuma bisa bengong membaca komen komen yang mengatakan prabowo marah,prabowo nyindir dll…terimakasih tulisan nya mbak
Sama-sama, Rekan Justice.
Terima kasih ya sudah mampir.. π
dari sikap dan gaya Bpk. Prabowo, dari kegiatan sehari2, saat di KPU, saat kampanye, dan saat menyampaikan pesan di debat terakhir, menunjukan bahwa beliau adalah seorang negarawan, jauh sebelum beliau menjadi capres kita sudah melihat kedermawan beliau sebagai orang tua asuh, dan pendukung kegiatan olahraga di tanah air Indonesia, sudah selayaknya beliau menjadi RI 1
Aamiin aamiin ya Rabb.. π Semoga yaa..
Short and sweet, Seeing is believing, and to me that is not going to happen until the 22nd of July 2014. If Prabowo wins then he wins, same thing to Jokowi……….lebih baik Mari pastikan THR udah masuk sebelum 22 Jul1 2014 π
Hihihihihi.. setuju bingiiiits, Pak Johan. π (y)
Terima kasih sudah mampir dan membuat saya tertawa pagi ini.
good, thanks ya mba pencerahannya
Sama-sama, Om Sonny. π Sering-seringlah mampir yaa.. π
mba nina, mau tanya dong kenapa Kantor TV one diserang?
Mas Wisnu.. masih misterius alasan aslinya apa. Tapi spekulasi bilang kalau kantor TVone diserang karena lebih sering memberitakan Capres #1 dan menyudutkan Capres #2. Demikian..
Namun alasan resminya mungkin kepolisian Yogyakarta yang lebih paham ya.. π
ohhh…bukannya mba nina lebih tau, kan mantan wartawan politik…tapi berita (bukan spekulasi) yang saya baca, TVone memberitakan Capres#2 dan pendukungnya PKI mba…karena hal fitnah yang bertubi tubi ke kubu Capres#2, akhirnya saya belain capres#2 mba…bukan karena Prabowonya tapi karena kelakuan pendukungnya.
Yang penting siapapun presidennya kita tetap harus bersatu.
Note :
Jangan terlalu membela orang politik, politik itu keji, ngeri ngeri sedap.
Yang penting pada saat memilih pemimpin kemarin sudah berdoa “Ya Allah, semoga pemimpin yang saya pilih ini adalah orang yang menjaga amanah rakyat Indonesia, saya serahkan keputusan hanya kepadamu ya Allah, Amin”.
Sayangnya saya wartawan politik pada masa Mega dan SBY saja sih. Saat itu soal PKI belum se-seksi sekarang.
Btw, apakah semua ucapan saya di komentar2 ini terkesan membela Capres ya?? π Salah banget tuh. Saya hanya ngasih pandangan based on logika aja. Ngapain juga saya bela. Bapak bukan, sodara bukan, dibayar aja ngga, Timses aja bukan. π Masnya kaliii yang belain Capres. Jelas dinyatakan di atas kan?
Bisa membedakan opini dgn pembelaan kan? π
Iya mba, kan saya ga ngomong mba itu membela Capres#1. Jangan sewot mba…ntar ga cantik lagi lowh…
Wekekekekeek… Terima kasih sudah dibilang cantik, Mas Wisnu. π Saya ndak sewot kok, Mas. Bersemangat, mungkin, soalnya saya kok jadi penasaran ingin kopi darat jadinya ni.. Mas lokasi di mana toh?
hehehehe…saya di lampung mba…boleh mba, tapi di lampung aja ya… π
Alamaaak jauhnya. Hahahaha.. kalau sesekali ke Jakarta, atau saya ke Lampung, mari kita ngopi2, Mas. π
boleh mba….bisa minta no hape, WA atau bbm mba…bisa kirim aja ke email saya mba…
Note :
Lampung itu deket banget mba….Indonesia itu kecil.
Boleh, Mas. Barusan saya email say hello dulu. Hehehe.. berikutnya saya cantumkan nomor kontak yaa.. Lampung tu banyak durian ngga, Mas? π
alhamdulillah ya…kebenaran memang jawabannya akan selalu kebenaran…memang kita harus “smart”
Setuju, Mbak Marta.. Kita memang harus smart dan jangan melihat dengan niat prejudice (prasangka).
Tetap semangat persatuan dan kesatuan ya! π Terima kasih sudah mampir, Mbak. π
Kalau mbak Nina Firstavina sudah bertobat dr golput, sy belum mbak. Hampir bertobat sebenarnya tahun ini tp malah g jadi. π
Secara umum sy melihat dan menyimak utuh video wawancara itu, tidak ada yg aneh,. Ya wawancara2 biasa. Klo masalah komentar ya mereka khan hanya baca dr terjemah Indonesia dan melihat konteks hny an sich pd Pilpres 2014 saja.
Saya warga Solo selama Jokowi mimpin, dan sy kemudian jd Warga Jakarta 1 tahun sebelum Jokowi mimpin Jakarta. Dr dulu dia tdk banyak berubah dalam gaya memimpin. Untuk urusan gaya (style) dalam memimpin, sy lbh suka Jokowi drpd Prabowo. Keduanya mengusung style yg berbeda menurut saya.
Namun dlm beberapa kali debat calon presiden, sy melihat memang ‘maqom’ Prabowo ini lebih bercitarasa Internasional atau Presiden. Sementara Jokowi bercitarasa daerah (kepala daerah). This is my opinion. Hanya sy sempet kaget saat di debat capres terakhir Prabowo-Hatta justru sy pandang melakukan bbrp kli blunder. Menanyakan Kalpataru misalnya.
Kalau sy membaca raut muka Prabowo, dia orangnya terbuka. Namun dia seperti menahan ‘dendam’ kpd Jokowi krn bbrp hal barangkali. Sementara Jokowi, sy selama ini menganggap dia adalah org yg terbuka dg wartawan, tp justru pas jd pilpres sy malah melihat kok dia justru tdk seterbuka saat dulu. Ada kesan pengemasan pencitraan yg dikemas tim suksesnya justru menghapus kesan karakter yg sebenarnya sdh melekat dr dia. Motret saat umrah, motret saat sholat, dan model2 ‘show’ bukan karakter dia yg sy kenal sebelum pilpres. Tp sekarang justru luntur. Barangkali krn timses nya.
Saya lebih heran lg dg pernyataan2 Lembaga2 survei yg pro ke dia yg sampai bilang KPU Curang kalau tidak menangkan Jokowi. Sebuah pernyataan yg sama sekali tdk menampakkan demokrasi. Justru dr pernyataan2 timses2nya itu, dr media2 yg mendukung dia (sy jg heran sejak kapan sebuah media mendeclare dlm editorialnya sebuah dukungan terhadap sebuah calon presiden. sy br th di Jakarta Post. Nggak tahu kalau ada media lain yg pernah melakukannya dlm kondisi normal tanpa tekanan), dr org2 dibalik dia yg senantiasa menyoroti dan mencari2 kesalahan bhw KPU Curang dan sejenisnya, justru sy makin tahu org2 seperti apa yg berada di balik Jokowi ini nantinya. Ini yg berbahaya dlm pandangan saya.
Orang2 yg konon katanya menyuarakan Suara demokrasi tetapi justru mempraktekkan oligarki dan kompeni. Parahnya menuduh pihak lain yg anarki.
Sayang, pencoblosan sdh ditutup. Dan pencoblosan jg sdh tdk bs direvisi. Hanya tinggal menunggu 22 Juli. Prabowo atau Jokowi. hihihi.
Salam
Hmmm.. Ini kita mirip-mirip nyaris senasib yaa.. soal Golput dan soal mengidolakan Jokowi pada awalnya.
Di artikel terbaru, saya menyebutkan memang dulunya saya ngefans sama Jokowi. Dan sampai sekarang, terus terang, saya lihat dia masih pribadi yang baik ya. Hanya saja, sebagai warga (agak) Jakarta–karena saya kerja di Jakarta dan tinggal di Tangerang Selatan, Banten, hehehehe–saya menangkap kalau Jokowi PUN sebenarnya ngga niat2 amat Nyapres. Coba perhatikan saat debat, kikuknya, bingungnya. Karena saya yakin Jokowi sebenarnya memang orang baik, dia masih lebih fokus sama posisi gubernurnya. Namun karena desakan dan titah nyonya ratu, (hehehehe) ya dia manut.
Coba perhatiin.. yang lebih serem dari kedua Capres kita ini adalah ambisi orang-orang di belakangnya. Hehehehe.. Maaf, tapi ini sih blak-blakan aja deh. Kepentingan mereka justru jauuhh lebih besar daripada “keinginan” Prabowo maupun Jokowi mengabdi kepada rakyat menjadi presiden. Tapi mas tau ngga kenapa saya memilih Prabowo daripada Jokowi?
1. Saya melihat, setidaknya Prabowo punya visi yang solid, yang terlahir dari pemikirannya juga. Bukan sekadar visi-misi yang sudah di-setting oleh Tim Capres dan koalisinya.
2. Setidaknya Prabowo masih jauh lebih powerful untuk mengatakan “tidak” jika orang di belakangnya mencoba melenceng dari rencana visi-misi semula. Kalau Jokowi? Saya ngga yakin….
Oh ya, soal Prabowo tampaknya punya dendam pribadi kepada Jokowi, ya Mas…bisa jadi bingiiits! Secara dulu Prabowo kok yang “mengambil” Jokowi dari Solo agar bisa jadi Gubernur Jakarta. Walau Megawati waktu itu ngga izinkan, Prabowo sampai menghadap Mega, konon sampai memohon-mohon segala kok. Di hari terakhir pendaftaran Cagub, baru deh Mega izinkan Jokowi mencalonkan diri jadi Cagub DKI. Itu semua berkat Prabowo… Ketika Jokowi menjadi rival, tentunya itu menyakitkan dong buat Prabowo. Kesannya, “Kok yo sampeyan ndak tau diri toh Mas Jokoooo..” (hehehe.. maaf, ini ilustrasi saja lho ya)
Pilpres 5 tahun depan, jangan Golput lagi yo… π
Terima kasih sudah mampir..
“Oh ya, soal Prabowo tampaknya punya dendam pribadi kepada Jokowi, ya Masβ¦bisa jadi bingiiits! Secara dulu Prabowo kok yang βmengambilβ Jokowi dari Solo agar bisa jadi Gubernur Jakarta. Walau Megawati waktu itu ngga izinkan, Prabowo sampai menghadap Mega, konon sampai memohon-mohon segala kok. Di hari terakhir pendaftaran Cagub, baru deh Mega izinkan Jokowi mencalonkan diri jadi Cagub DKI. Itu semua berkat Prabowoβ¦ Ketika Jokowi menjadi rival, tentunya itu menyakitkan dong buat Prabowo. Kesannya, βKok yo sampeyan ndak tau diri toh Mas Jokoooo..β (hehehe.. maaf, ini ilustrasi saja lho ya)”
inilah anggapan yang saya ga suka mba, kurang profesional. manager area saya aja mengharapkan saya bisa melebihi dia,
Tapi kalau secepat itu, coba tanya Manager Areanya Mas Wisnu, enak ndak? Huehehehe… jawaban saya realistis kok. π
enak mba, rizki dan amanah itu datangnya bisa secepat kilat mba, kita jangan iri hati. ini juga realistis mba. Mungkin penyakit iri hati mba harus hilang dulu, kalau iri hati memang rasa sakitnya tuh disini <3.
Oke mba, seperti kata mba "Gusti Alloh mboten sare" tambahin ya "lan mesti adil seadil adile".
Hahahahaha.. ampuuun Masnya ini.. semangat banget sih ngomentarin semua perkataan saya. π
Ndak apa-apa kok. Saya suka dinamika seperti ini. π
Oh yaa.. begitu ya.. Jadi saya masih punya rasa iri hati ya? Semoga Allah mengampuni saya yang ndak sempurna ini. Aamiin.. Terima kasih sudah mengingatkan ya. Artinya Anda kawan yang baik. π
hohoho…Amiin…semoga kita bisa berteman dalam hal yang positif terus ya mba.
Aamiin.. insyaAllah. Semoga panjang pertemanan kita ya, Mas. Alhamdulillah bertambah saudara satu lagi. π
Untuk 2014 SD 2019 menurut penilaian saya Prabowo Subianto lah yg terbaik untuk Presiden Indonesia.
Aamiin.. semoga saja, Pak. Insyaa Allah. π
Terima kasih sudah mampir ke sini yaa..
Haha bisa saja pembelaannya. Mbak, yang namanya penilaian itu datang dari HATI manusia masing-masing. Jadi wajar dong ada yang menilai bahwa Pak Prabowo terlalu emosional, seakan tidak mau menerima kekalahan, over confident, bahkan menjatuhkan, saya ulangi, menjelekkan lawan nya sendiri. Apakah sifat tersebut adalah sifat ksatria? Mbak, sekali lagi. Penilaian itu datang dari manusia masing-masing. Jadi saya rasa cukup sekali dengan hanya melihat wawancara tersebut, kami bisa melihat the true color of Prabowo, tak perlu lah anda membela beliau. Beliau kan sudah memperlihatkan watak aslinya.
Namanya juga punya pandangan, Mbak Nin. Better speak it up sometimes.
Saya heran, kenapa ada beberapa yg bilang saya membela dia yaa? Rasanya sih saya ngga belain deh ya.. Yang jadi concern saya tu kenapa orang2 begitu reaktif (keras) ama video tersebut.. kalau dia bukan Capres, apa akan sekeras itu juga mengkritiknya ya?
Mungkin cara menulis saya yg kurang tepat ya, tapi yg jelas saya ndak mbelain dia. Walau saya nyoblos dia waktu Pilpres, saya tetep berusaha obyektif kok dalam menyikapi Capres2an ini. Ngga pernah ada niat fanatik. π
Terima kasih sudah berbagi pandangan ya. Nama kita sama-sama Nina. π
Yang lebih lucu adalah anda berbicara seakan-akan orang yang memprotes interview tersebut adalah orang yang tidak mengerti bahasa inggris. Come on. Is that really your argument? Tolong lah. Jangan merendahkan kemampuan intelektual orang lain.
Saya ngga merendahkan intelektualitas mereka, tapi mereka sendirilah yang merendahkan intelektualitasnya dengan berkomentar tanpa berpikir jernih. Mereka berkomentar sudah dengan asumsi kebencian di kepalanya. Bukankah begitu? Sampai-sampai Anda juga langsung menyimpulkan pemikiran saya yang hanya sekilas itu di atas, padahal Anda tidak mengenal saya dengan baik untuk bisa menyimpulkan. π
Thank you for visiting. We share the same name, but clearly cara berpikir kita berbeda. But thanks for reminding. I appreciate it.
Ya, mbak. Mohon maaf bukan menggurui, namun internet itu memang dunia yang bebas, luas, sangat mengundang pikiran-pikiran bebas yang tidak dapat terkontrol. Buktinya saja ada pengunjung ada yang berpendapat sama dengan anda bahwa yang memprotes interview tersebut tidak mengerti bahasa inggris, sepertinya daya intelektual mereka rendah. Jujur, saya orang yang mengerti bahasa inggris dan marah melihat interview tersebut tentu akan tersinggung. Namun saya sih jauh lebih respect sama Mbak yang menjawab masih dengan tenang, penuh santun, banyak yang bisanya argumen asal tanpa dipikir dulu. Ya meskipun kita berbeda, tapi pasti doa kita sama, yang terbaik untuk Indonesia. Cheers π
No hard feelings, Mbak. π
Mbak Nina merasa marah mungkin karena sudah jatuh cinta sama Jokowi dan ada asumsi negatif tentang Prabowo? Semoga nggak ya.. π
Memang sih di video itu dia keras. Tapi jangan lupa, kan beliau memang dikenal dengan karakter seperti itu: tegas, keras, lugas. Khas tentara lah. Dan, mengingat mayoritas bangsa kita ini perangainya halus, mendengar suara lantang dan jawaban blak-blakan tegas seperti itu bikin kita jadi jengkel. Kalau hanya mendengar intonasi dan (maaf) mengedepankan ego, saya juga pasti kesel poll dengernya. Tapi mengingat kita paham latar belakang beliau, bahwa beliau itu memang mengenal Jokowi dengan baik–karena Prabowo yang membawa Jokowi menjadi Gubernur Jakarta–ya wajarlah kalau beliau punya pendapat sendiri soal sosok “mantan” muridnya itu. π
Anyways, insya Allah, Indonesia diberikan yang terbaik, karena sesungguhnya anak-anak Ibu Pertiwi adalah manusia terbaik. Kita ini hanya sedang mencari jati diri saja. Semoga jati diri kita, yang sebenarnya sudah ada: “Bhinneka Tunggal Ika”–berbeda-beda tapi tetap satu, saling menghormati dan menghargai itu, segera ditemukan kembali.
And thank you for visiting. I appreciate both your visit and excellent opinion. π
Cheers!