Mengurangi stres dengan candaan mungkin merupakan cara yang paling efektif. Seperti halnya rapat tadi, saat kami mendiskusikan tentang persiapan SIM untuk PNPM 2008 ini..
Rapat tadi pagi memang cukup melelahkan untuk otak. Apalagi para TA SIM KMP dan PMT, ya? Yang hadir pun para TA dari KMP UPP2 dan UPP3. Selintas pandang tadi sih, saya kira seluruh TA dan TL hadir. Sedangkan untuk Pimpro, saya hanya melihat Pak Dudut (PPK UPP2). Entah Pak ST datang atau tidak, saya nggak ngeh. Advisory, lengkap.. Ada Pak Arief dan Pak Sonny Kusumah. Bahkan, Pak Moeljadi Sastrasoebrata dari PMS (Project Management Support) dan PMT juga hadir.
Waduh, sebegitu serius kah?? Ya memang serius sekali. Intinya, memang semuanya berharap ada jalan keluar agar SIM bisa dilaksanakan dengan baik dan benar..
Salah satu masalah yang terungkap adalah mengenai keinginan SIM online yang masih terbilang “mimpi kali ye..”
“Ternyata mendapatkan internet di daerah, tidak semudah yang diperkirakan. Jangankan di desa, di Kabupaten Bandung saja (yang cukup “kota”) belum ada koneksi internetnya..” begitu ucapan Pak Adih (TA SIM KMP UPP2) yang saya dengar. Saking kagetnya, salah satu peserta rapat mengulang, “Hah, Kabupaten Bandung?”
“Ya, Kabupaten Bandung.. Apalagi Papua kan?”
Terlepas dari itu semua, Pak Dudut encourage, hal tersebut bukan berarti tidak bisa dilakukan..
Tiba-tiba Pak Busman (Sub TA Pelatihan UPP3) nyolek-nyolek saya dengan tampang serius, lalu berkata, “Kalau internet sulit, mungkin kita bisa gunakan supranatural aja ya? Pake kekuatan telepati begitu.. Jadi kita rekrut paranormal lah, atau mentalis, seperti Deddy Corbuzier..” Saya tertawa, Ottow dan Pak Praya (Sub TA Pelatihan PMT) yang berada di dekat saya juga ikutan terbahak. (Tentu saja tertawanya tidak keras-keras)
“Bisa juga tuh, Pak.. Bandwidth-nya juga lebih besar ya,” saya menimpali dengan wajah serius.
“Betul.. Trus kita rekrut paranormal saja, jangan rekrut Roy Suryo,” tambah Ottow.
“Wah, dalam bidang ini (supranatural) Roy Suryo mah ngga canggih. Ki Joko Bodo aja,” kata saya lagi. Pak Busman langsung mengulangi ucapan saya, “Ki Joko Bodo! Betul itu.. Sepakat!”
Hehe.. 😀 ngawur ya?
Setelah itu, serius lagi dooong.. Bahkan Pak Busman juga memberi masukan untuk SIM. Jangan sampai jadi SIM-salabim lagi gituu lah.. Kasian Faskel dan kasian para staf SIM juga, ketempuhan melulu ngadepin WB.. 😛