Hati-hati, kalau menguping, jangan menguping setengah-setengah.. Kalaupun nggak sengaja menguping, jangan percaya begitu saja kata-kata yang didengar. Apalagi kalau mendengarnya hanya di bagian tengah, dan tidak sampai akhir..

Obrolan di atas itu pernah saya ungkapkan sama Fajar (webadmin). Hanya obrolan iseng aja sih, tapi bermakna dalam kan? Gara-garanya waktu itu Fajar iseng ngebecandain saya. Dia bilang gini, “Teh, saya sholat di sini ya?” (sambil nunjuk meja).

Saya jawab, “Wah, jangan dong! Nggak boleh sholat di sini!” (saya nunjuk meja juga).

“Ah, Teteh mah begitu. Masa saya nggak boleh sholat di sini sih?” (Fajar masih nunjuk meja juga)

“Yeeeeey, mana boleh! Ngawur aja. Jangan sholat di sini ya! Di situ aja!” (kata saya sambil nunjuk lantai)

Setelah itu kami ketawa.

Trus Fajar bilang, “Gawat ya, kalau ada orang lewat, dikiranya nggak boleh sholat di sini (maksudnya di ruangan kami)”

“Makanya, Allah melarang kita memata-matai. Kalau pas sama ada di ruangan ini juga sih nggak masalah, karena bisa ngeliat apa yang kita bicarakan. Kalau cuma di luar dan gak ngeliat ke dalam, barulah gawat..”

Iyalah, kalau orang hanya lewat aja, tanpa mengerti duduk permasalahannya, bisa salah paham, bahkan bisa ngamuk-ngamuk. Masa sih gak boleh sholat di “sini”?? Padahal, maksud kami, “sini” refer to “meja”. Masak mo sholat di atas meja sih? Yang bener aja.. Kan masih ada lantai!

Yuk, kita terapkan ini di kehidupan masing-masing. Jangan dengar setengah-setengah, takutnya salah paham, malah menimbulkan konflik dan antipati. Mungkin, ini juga yang terjadi di negara kita?

catatan:
saya nulis begini karena lelah mendengar urusan FPI, Ahmadiyah, NU, MUI, atau whatever lah namanya. Seharusnya umat Islam tu bersatu, tidak terpecah-pecah. Kasihan Rasulullah, SAW. Kalau beliau masih hidup, pasti menangis melihat umatnya saling menjatuhkan, mendahulukan ego kelompok dan merasa paling benar. Harusnya sesama saudara tu bisa duduk bersama, berpikir jernih dan tidak su’udzon..

Kapan ya, negara ini bisa dewasa?