Q: Dalam dunia tulis-menulis/jurnalistik/kewartawanan, saya sering denger istilah 5W 1H! Apa sih guna 5W 1H ini? Memangnya penting banget ya suatu tulisan mengandung 5W 1H ini?
A: BANGET!!! Bisa dibilang, 5W 1H adalah pedoman utama seorang wartawan/jurnalis/penulis. Gunanya adalah sebagai salah satu “penentu” keakuratan tulisan. Buatlah pembaca merasa benar-benar terlibat dalam tulisan yang Rekan buat. Analogi-nya nih, pendongeng yang hebat adalah pendongeng yang bisa membuat pendengar/pembacanya merasa “melihat sendiri” apa yang didongengkan..
Oh ya, jurnalistik dan pers itu beda lho! Mengutip buku Jurnalistik Indonesia oleh Drs. AS Haris Sumadiria M.Si., terbitan Simbiosa Rekatama Media, tahun 2005: jurnalistik menunjuk pada proses kegiatan, sedangkan pers berhubungan dengan media. Nah, kalau jurnalistik pers berarti kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat, dan menyebarkan berita melalui media berkala pers, seperti media cetak (koran, tabloid, majalah), media radio, media televisi, dan media online internet.
Q: Oke. Tapi, apa artinya 5W 1H?
A: Secara literal, 5W 1H itu seperti yang saya sebutkan di atas. What, When, Who, Why, Where dan How. Dalam Bahasa jadi Apa, Kapan, Siapa, Kenapa, Di mana, dan Bagaimana. (Saya pikir, dalam Bahasa, bisa disingkat jadi AKSiKen DiBa. hihihi.. maksa ya?). Secara rinci adalah:
What/Apa: Apa yang menjadi topik untuk tulisan tersebut,
When/Kapan: Kapan peristiwa yang dijadikan topik tulisan tersebut,
Where/Di mana: Tempat peristiwa tersebut,
Who/Siapa: Siapa saja pelaku/narasumber yang menjadi pendukung pengumpulan fakta dari isi tulisan,
Why/Kenapa: Kenapa sih peristiwa (dalam tulisan) itu bisa terjadi? Apa alasan/motif-nya,
How/Bagaimana: bagaimana runut kejadiannya.
Q: Oke, saya sudah dapat data 5W 1H/AKSiKen DiBa ini. Lalu bagaimana?
A: Kok, bagaimana? Ya, mulailah menulis! 😉
Q: Maksudnya, agar menulis bagus, harus bagaimana?
A: Hm.. Masih ingat kan “cara membuat karangan” saat diajarkan guru Bahasa Indonesia kita SD dahulu? Buatlah kerangka karangan terlebih dulu. Mulai dari angle yang menurut Anda paling menarik, paling baru, paling unik, kemudian uraikan penjelasan-penjelasannya.
Untuk berita, umumnya berbentuk piramida terbalik. Maksudnya, kepalanya di bawah, dasarnya di atas. Bentuk dasar piramida kan besar, artinya porsi tulisan yang PALING menarik/unik/baru HARUS Anda dahulukan. Karena, itulah RUH tulisan Anda. Inilah yang disebut dengan LEAD. Dari LEAD, barulah Anda bisa membuat JUDUL.
Ya, betul. Jangan sampai keliru, judul baru eksis setelah ada LEAD. Atau sebaliknya, jika Anda sudah memiliki judul yang menarik, maka lead HARUS mengikuti judul, dan jangan keluar dari topik inti tulisan.
Segini dulu, bos… Sambung lagi nanti yaa.. 😉
GOOD LUCK!
uhhh, kenapa ping-an nongol di comment ya?? 😀
ass.
panduan nulisnya oke, tapi yang bikin sulit ketika mau nulis kadang susah mulainya terus kadang idex yang tadix numpuk tiba2 ilang.maybe dapat bantu…
wa’alaikum salaam,
Rekan Abu Ghaza,
“musuh utama” penulis, menurut saya, adalah hilangnya mood, padahal sebelumnya ide sudah membludak dan di “ujung lidah”.
Satu-satunya cara, adalah selalu siap membawa buku catatan/kertas kosong dan pulpen ke mana pun . hehe.. 😀 saya juga begitu. selalu ada kertas dan pulpen/pensil di tas saya. Jadi ketika mood menulis muncul disertai ide membara, saya cepat-cepat menuliskannya di buku. Minimal, segera mencatat poin-poin utama dari ide. Jangan biarkan ide lepas dari genggaman yaa.. ide itu mahal sekali lho, Pak! 😉
Cara ini (mencatat) terbukti efektif. Apalagi ide menulis datangnya seperti cinta (cieee..) ngga kenal waktu, ngga kenal situasi. kalau datang, ya nggak pake permisi. Yang repot, ide dan mood muncul ketika sedang situasi “gawat”, seperti sedang rapat penting, atau malah sedang mengejar-ngejar bis (ini juga sering terjadi pada saya, hehe..) Kalau saya, ngga jarang saya menulis ketika sedang duduk di bis, karena seringkali ide di keadaan seperti itu. hehehe.. 😀
Nah, mungkin itu salah satu tips dari kami, Pak Abu Ghaza.. nggak susah kan, Pak? Berikutnya, saya bikin entry deh, tips & trik agar ide tidak tersia-sia.. 😉 tunggu saja yaa..
Wassalamu’alaikum wr wb.,
*redaksi*
Betul bang P2Kafe
terkadang ide itu muncul tiba-tiba, namun dengan kemunculan yang tiba-tiba itulah segera untuk dicatat agar memori kagak ilang, he3 maklum ingatan kita ngga seperti Hardisc,
Dan untuk berlatih aku sering saat muncul ide langsung dituangkan dalam tulisan sampai ide-ide tersebut tercurah menjadi tulisan semua,
Jangan hiraukan (diksi) gaya bahasa atau yang lainya, biarkan pikiran kita mengalir mencurahkan ide yang ada sampai ide tersebut habis, jika sudah hang ide kita hentikan kegiatan menulis tersebut.
Mungkin diwaktu yang hampir bersamaan atau diwaktu yang lain mucul ide baru, maka segerakanlah untuk menuangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan, walaupun mungkin tidak sesuai dengan topik sebelumya.
Karena dengan cara seperti itu kita akan memiliki banyak tulisan dari ide sendiri
Nah hasil dari tulisan kita mungkin sudah cukup banyak, karena setiap ide dituangkan dalam bentuk tulisan, dari banyaknya ide tersebut maka mulailah mengenali isi pikiran kita apakah kita cenderung menjadi penulis esay, artikel, kolomnis, opini, cerpen atau yang lainnya, dengan cara seperti ini kita mampu mengenali gaya tulisan kita yang bersumber dari diri sendiri.
Pengembangan; Ambil salah satu ide yang pernah ditulis yang paling disenangi, mulailah dengan mencermati tulisan tersebut, kembangkan ide2 yang sudah ada, edit bahasanya sesuai EYD tetapi jangan kaku boleh dong dibumbui dengan sedikit prokem (tidak disarankan), gunakan bahasa yang singkat dan mudah dimengerti
dan… belajar terus, terus belajar
seperti budayawan dari kalangan rakyat jelata dari solo bernama (alm) Widjil Thukul dalam puisinya
HANYA SATU KATA LAWAN…LAWAN…LAWAN…
Salam
Bajang
Wah, bisa belajar menulis di sini nih 🙂
Assalamualaikum Wr. Wb.
Terima kasih atas tulisan tips menulis untuk media warga dari web admin. Nambah wawasan buat saya. Seperti yang di katakan Pak Abu Ghaza, saya termasuk sulit untuk memulai suatu tulisan. saya sebenarnya hobby menulis, tapi tergantung “mood” yang datang. kalau lagi mood baik, saya bisa lancar menulis. Salam untuk redaksi.
Wassalam,
Muhamad Ridwan – Bogor
say sudah membaca semua informasi dan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan P2KP anehnya tidak ada pernah ada tindakan tegas baik dari direksi maupun secara hukum yang berlaku lantas bagai mana apakah dana tersebut dibiarkan saja raib…………dan di biarkan menjadi ajang KKN bersama pengurus maupun pelaksana dilapangan tolong dong …..ditinndak jangan dibarkan saja semua ini terjadi agar jera para pelakunya.trim`s
Weleh, rupanya udah banyak komen di sini, tapi lupa saya tanggapi. Maaf yaa..
@ Rekan Bajang: Mantaaaap!! Saya suka cara berpikir Anda… 😉 Saya sepakat sama kalimat-kalimat Anda di sini. Terima kasih untuk sharing ya..
@ Rekan Andos: Silakaaan.. 😀
@ Kang Ridwan: Nuhun, Kang.. Diantos tulisan dari Kang Ridwan. Biasanya selalu segar lho, tulisan dari Kang Ridwan ini. hehe… 🙂
@ Rekan Doni: Bos, comment-nya gak cocok sama topiknya nihhh… 🙂
Btw, kalau pengaduan, kita sudah punya salurannya tersendiri. Jika memang ada indikasi penyimpangan, monggo lho disampaikan ke PPM melalui pengaduan resmi.
Bisa via SMS 0817148048, bisa via web (silakan akses ke web P2KP: http://www.p2kp.org/web/pengaduandetil.asp?mid=131&catid=8&).
Bisa juga via email! Untuk wilayah P2KP Ekstension, P2KP 2/1 dan P2KP 2/2, silakan email ke: ppmp2kp@indosat.net.id
Sedangkan untuk wilayah P2KP 3, silakan email ke: ppm_p2kp3@indosat.net.id (untuk Aceh, emailnya ke sini aja, Pak. Karena masuknya wilayah P2KP-3).
Nanti Tenaga Ahli PPM kami akan metindaklanjuti, mengkonfirmasi dan menginvestigasi ke dan bersama KMW yang bersangkutan. Mohon yang detail ya, Pak, agar memudahkan tim PPM dan KMW bersangkutan, sehingga kasus bisa ditangani dengan cepat. Yang jelas, kami di Pusat tidak ingin pelaksanaan P2KP sampai tidak sesuai dengan visi dan misi P2KP.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan kontak kami lagi ya..
mohon bergabung
Minta alamat blog-nya dong, Pak..