Duh, maaf… sudah lama nggak update! Trus tulisan tentang ini pun sudah lama dirancang, tapi belum rampung juga. Maaf yaa..
Biar bagaimana, janji adalah hutang. So, here we go..
Ya, saya sadar belum memberikan teori tentang “cara menulis yang mudah dimengerti orang lain”, tapi hari ini kok mood saya ingin memberikan contoh “cara menulis” tersebut. Jadi, mohon maaf, teorinya menyusul ya.. anggap saja, learning by doing lah gitu. hehe..
Ahem..saya baru saja menemukan tool bar untuk colored text di atas sini. Duh, lemotnya. Kemana aja ya saya selama ini, kok baru nyadar kalau tool tersebut tinggal di klik aja! hiks.. π¦ *malu*
oke.. saya mulai yaa contoh sederhana..
Pertama, MENGUMPULKAN dan MENGANALISIS DATA DARI SUATU FAKTA
FAKTA: kejadian jetpump mati di rumah Nina. (ini memang kejadian bener lho! hehe..)
Menurut rekan-rekan pembaca, ini bisa jadi tulisan menarik nggak? Kalau rekan menjawab “nggak”, rekan-rekan salah besar! π Mari kita gali lagi lebih dalam. Cari sisi yang menarik dari fakta tersebut. Gunakan logika untuk mencari kemungkinan-kemungkinan dampak dari suatu kejadian (untuk kemudian dikonfirmasikan kepada narasumber. Jika narasumber membenarkan, itu data. Pun, jika narasumber membantah, itu pun data!).
– jetpump mati, artinya air tidak bisa mengalir ke keran-keran. Baik keran cuci piring, maupun keran kamar mandi.
– akibat selanjutnya, tidak bisa mencuci piring, tidak bisa mandi, tidak bisa memasak makanan dengan leluasa (karena piring atau penggorengan kotor tidak bisa dicuci), tidak bisa memasak air minum, dll.
Saya kira rekan-rekan sudah mulai menyadari, “Oh iya. Menarik juga ya..”
Apakah cukup sampai di situ? Tentu tidak. Ayo, kita gali lagi lebih dalam akibat-akibat yang ditimbulkan dari satu fakta tersebut..
– Tidak bisa cuci piring/masak/mandi, selanjutnya? Mari, kita angkat salah satu angle saja dulu, yaitu “tidak bisa mandi”. Kita ulik, apa saja akibat tidak bisa mandi bagi seorang istri/ibu yang bekerja? Di-break down semua kemungkinan, dikonfirmasikan kemudian.
Kedua, KUMPULKAN FAKTA PENDUKUNG LAINNYA, GUNA MEMENUHI UNSUR BERITA 5W 1H: What, When, Who, Why, Where dan How. Rincinya, masuk ke teori aja, ya?
Apa nih fakta pendukung lainnya?
Narasumber: Nina Firstavina, usia 30, menikah dan memiliki dua anak: Rangga Aviananda Salman (10) dan Renidia Audinia Siva (8). Suami: HK. Wijaya, usia 32, editor di sebuah situs musik dan aktif di EO.
Tempat kejadian: Rumah: di Cibubur.
Ternyata narasumber keberatan menyebutkan alamat persis, karena ia tinggal di kompleks perumahan gitu deh. Jadi jangan sampai dipolitisir.. (halah.. kayak pejabat aja ya saya ngomongnya.. hehe..) Nah, jika Rekan ketemu dengan narasumber yang begini, Rekan sebaiknya TIDAK MEMAKSA narasumber.
However, ada cara satu lagi, Rekan bisa bilang, “Ini off the record deh. Untuk catatan saya aja kok.” Kalau narasumber akhirnya memberi tahu, bagus. Tapi kalau tidak, ya ngga usah dipaksa. Nanti di tulisannya bilang saja, “enggan menjelaskan lebih rinci.” Gapapa kok ditulis begitu.. Kan haknya narasumber.
Ohya, yang off the record itu simpen sendiri aja. Ngga usah naik/dipublikasikan, kecuali kepepet. hehehe.. Hanya saja harus diingat, hubungan baik dengan narasumber selayaknya dijaga. Siapa tahu one day kita minta tolong lagi ke mereka kan? Dan, jangan sampai juga Rekan digugat gara-gara pernyataan off the record-nya itu (yang ternyata fakta sensitif) ditulis–ini biasanya fakta politik atau hubungannya dengan keamanan nasional. Pokoknya, jangan sampai jadi delic hukum deh..
Jangan lupa, contact person si narasumber. Just in case Rekan perlu data tambahan, tinggal telepon saja kan?
Selanjutnya, waktu kejadian. Kapan sih kejadiannya?
Rabu-Kamis, 7-8 November 2007.
Apa peristiwanya?
Lihat fakta di poin pertama: air mati (dan akibat-akibatnya)
Kenapa airnya bisa mati? Kan akhir-akhir ini sering hujan. Kok bisa tidak mengalir airnya?
“Oh, ternyata karena pipanya mampat akibat karat. Beneran deh, menderita banget nggak ada air. Nggak bisa ngapa-ngapain. Mandi saja sampai harus mandi di kantor.” –> statement si narasumber.
Bagaimana kejadiannya?
“Awalnya ibu saya, yang berada di rumah, SMS pada Rabu sore. Beliau bilang, ‘Gawat, air mati sejak jam 11. Nggak sempat nampung banyak.’ Sepulang dari kantor, betul aja, air di kamar mandi tinggal setengahnya. Yang bikin bingung, anak-anak bagaimana besok sekolah, masa nggak mandi?”
Lalu?
“Ya sudah, besokannya, memang anak-anak jadinya nggak mandi ke sekolah. Mereka cukup sikat gigi dan cuci muka. Itu juga pakai air minum galon.”
Wah, malah mahal dong ya?
“Iya! Untungnya, besok (Kamis) paginya, tukang pompa datang.
Jam berapa mereka datangnya? Berapa orang?
“Awalnya yang datang satu. Kemudian, datang lagi temannya dua. Mereka datang sekitar jam 09.00 WIB. Makanya saya nggak bisa menunggu lebih lama lagi. Terpaksalah saya berangkat duluan, tanpa mandi. Saya bilang sama suami, untuk antar saya sampai depan jalan raya saja. Suami tetap di rumah, menemani ibu saya, takutnya dibohongi sama tukang pompa, kan? Soalnya, waktu saya berangkat, si tukang pompa udah minta dibor lagi agar sumurnya lebih dalam. Kan mahal, bisa sampai Rp 4,5 juta. Saya kira itu harga yang tidak wajar. Makanya, saya minta suami temani ibu. Kebetulan, suami saya orangnya berani dan tegas. Jadi gak kuatir dibohongi. hehe..”
Lengkap banget ya? Sampai ada gaya transkrip tulisan segala. hehe.. Ya harus toh? Walaupun mungkin tidak seluruhnya dicantumkan dalam tulisan, setidaknya Rekan mengantongi data-data penting, yang mungkin digunakan dalam tulisan kelak.
Sebagai pengantar, itu dulu deh.. Silakan rekan cermati dulu fakta yang saya sebutkan di atas.. Coba dipraktekkan dulu ya. Nanti saya lanjut lagi dengan memberi contoh tulisannya (dalam bentuk feature/cerita dan straight news) deh.. GOOD LUCK!
Ini usul saja. Begini:
PERTAMA
Contoh-contohnya tolong rada membumi dg kerjaan kita saat ini-lah. Yakni, pernik2 KSM, kegiatan di lodam (lokasi dampingan) yg ada bejibun perkara yg bisa diangkat itu. Mulai dr problematika santunan sosial sampai relasi OMW-birokrasi desa.
Memang itu bisa diledek kok P2KP banget sih — tapi ya ga papa. Itung2 supaya lebih klop dan nyambung dg yg sehari2 dihadapi.
KEDUA
Mungkin perlu dibedakan supaya bisa dikenali: kita mau nulis hard-news atau feature sih? Ataukah memang mau mandu know-how nulis hard news agar bisa bikin feature?
Gitu dulu.
Sori. Ini cuma usul lho.
Assalamu’alaikum,
Pak Farid, apa kabar?
terimakasih atas usulan dan masukannya ya..
PERTAMA:
Saya sengaja tidak memberi contoh yang “P2KP banget” di kali pertama ini. Nanti kita simpan dulu, biar kita belajar yang simpel-simpel dulu. Kalau sudah masuk ke substansi, berarti harusnya materi yang dikuasainya sudah makin advance dong..
Lagipula, kalau saya ambil contoh tulisan tentang proses, progres dan capaian KSM/BKM tanpa memberi materi dasar dan materi lanjutan, nanti dicopy-paste lagi sama rekan pelaku di lapangan. hehe.. π *ehem* Maaf, jadi agak membuka rahasia dapur. Jujur saja, kami pernah menegur KMW yang mengirimkan tulisan copy paste dari berita tayang di web. Yang dibedakan hanya tempat, waktu dan narasumber. Tapi, alur dan kuote-nya copy paste pooooll!
Setelah itu, Alhamdulillah, KMW tersebut (dan KMW lainnya) tidak pernah lagi mengirimkan tulisan plagiat dengan yang tayang (at least) di web kita.. π Tapi, saya janji, nanti kita bikin contoh yang P2KP banget ya, Pak.. ditunggu aja deh.. Mungkin Pak Farid mau membantu membuat entry-nya?? Kami akan senang sekali! π
KEDUA:
Hard news atau feature? Hmm.. hmmm.. Sabar ya, Pak.. kita step by step ya, pelan-pelan.. Kemarin saya meng-entry teori awal straight news dan feature. Pak, hard news itu beda lho sama straight news..
hard news itu berisikan berita mengejutkan skala besar/nasional. Misalnya, kejadian tsunami di Aceh akhir 2004 kemarin. Atau, kalau dalam P2KP, kejadian gaji telat (hehe..) pokoknya yang sensasional lah.. sedangkan straight news itu, berita-berita yang kaku dan sifatnya informasi terkini. Lebih lanjut, saya tulisn hari ini, insya Allah ya, Pak.. Kebetulan server web P2KP sedang di-restart, jadi ada waktu untuk nulis.
Terimakasih atas perhatiannya ya, Pak. Silakan komentar-komentar lagi.. Keuntungan blogging ya ini, bisa “mendokumentasikan” obrolan dua arah. Hanya saja, jawabnya baru bisa hari kerja dan jika koneksi baik, seperti hari ini. hehe.. sebetulnya Forum juga bisa dijadikan alat komunikasi 2 arah. Tapi, ilmu “mengelola forum” saya belum cukup, baru jadi blogger aja (belum bisa jadi administrator forum, hehe..) Jadi, yah….nge-blogging aja dulu ya? π
Ditunggu komentar berikutnyaaa…
Wassalamu’alaikum wr wb.,
*nina*
bagai mana caranya supaya bisa bikin web….coba kasih contoh bikin web
terima klasih sebelum’y
waduh.. kalau membuat web, mesti dikonsultasikan dengan masternya, yaitu web programmer.
tapi, setahu saya…
1. Anda mesti memilih server mana (sebagai host website Anda) yang Anda kira paling baik. Lihat dari segi biaya hosting (biasanya bayar per tahun), kecepatan akses, dan kemudahan komunikasi dengan server bersangkutan.
2. Anda mesti menguasai web program dan web design, termasuk di antaranya menguasai HTML (Hyper Text Markup Language), CSS, dan RSS (Rich Site Summary, atau Really Simple Syndication) π
Lebih lanjut tentang RSS, silakan akses link: http://whatisrss.com/
atau
http://en.wikipedia.org/wiki/RSS
atau
http://www.mnot.net/rss/tutorial/
3. lengkapi website Anda dengan aplikasi FTP (File Transfer Protocol), sebagai “jalan belakang” situs Anda. Gunanya adalah mentransfer file (bisa berisi index, halaman, dan file lainnya) langsung ke situs Anda..
Maaf, saya bukan spesialisasi web program sih, tapi mudah-mudahan jawaban ini bisa cukup membantu. Jika kurang puas, silakan googling (searching website yang diinginkan dengan menggunakan search engine google).. good luck! π
good Info……….
thank you.. π
mudah2an infonya membantu yaa