Mas Gojek Tangguh Berkaki Satu

screenshot_20180827-1709088213975716973502693.png

Gojek saya pagi ini luar biasa. Beliau hanya punya satu kaki, tapi daya juang dan tanggung jawab dalam hidupnya istimewa.

Awalnya saya kaget melihat driver Gojek saya menggunakan kruk (penyangga badan untuk disabilitas) terbuat dari kayu. Refleks saya bertanya, “Bapaknya ngga apa-apa ini, Pak? Baru kecelakaan kah?”

“Kecelakaannya sih sudah 8 tahun lalu, Bu. Tapi sudah ngga apa-apa kok, alhamdulillah. Masih bisa, Bu, tenang aja,” jawab lelaki bersuara berat dan dalam ini.

Di jalan, saya bertanya lagi, “Berapa lama dulu pemulihannya, Pak? Kalau boleh tanya, kecelakaan apa dulu, Pak?”

“Pemulihannya satu tahun, alhamdulillah. Kecelakaannya kecelakaan kerja, Bu, waktu saya masih di Jawa Timur. Jadi saya masuk dan terlindas truk gandeng begitu,” jawabnya ringan.

“Subhanallah. Ya Allah, Pak. Sekarang bapak ngga apa-apa kan?” saya cuma bisa membayangkan kengerian yang beliau saksikan dan alami waktu itu.

“Udah gak apa-apa, Bu, alhamdulillah.”

Selebihnya saya malah jadi membuka obrolan lebih jauh dengan beliau. Mengalir. Gaya bicaranya yang tenang, mengalun, menunjukkan karakter matang, membuat saya terus memanggilnya “bapak”. Mana sangka kalau ternyata beliau kelahiran 1989. Ealaaah, masih muda amat.  😀 Akhirnya saya memanggil “mas” aja. Lha wong saya 12 tahun lebih tua dari beliaunya. Hahahaha..

However, memang benar usia tidak menentukan kedewasaan. Namun, ternyata benar juga bahwa pergaulan mampu mendidik kita menjadi seperti lingkungan kita. Si mas Gojek ini mengaku, begitu lulus tarbiyah (sekolah) pesantrennya di Jakarta, beliau langsung merantau ke Jawa Timur dengan tujuan menambah saudara dan mencari pengalaman hidup.

Di usia muda begitu ia memilih bergaul dengan buruh-buruh berusia tua. Menurutnya, orang-orang yang lebih tua itu lebih asyik diajak ngobrol. Tidak kebanyakan bercandanya. Orang-orang “berusia banyak” lebih banyak mengajarkan kebijaksanaan, dan juga mengajarkan agar ia lebih bertanggung jawab dalam hidup.

screenshot_20180827-1708586444962202767931274.png

Wuihhhh pemikiran beliau membuat saya terkagum-kagum. Ngga banyak lelaki muda yang berpikir begitu. Biasanya remaja pra dewasa lebih suka bersenang-senang, bercanda, dan menghabiskan masa mudanya hidup tanpa rencana. Hanya sedikit saja anak muda yang berpikir tentang masa depan mereka. Si mas Gojek ini salah satu yang sedikit itu, wajar toh kalau saya bilang ia luar biasa.

Belum lagi soal kondisi fisiknya yang kehilangan kaki kanannya dalam kecelakaan kerja. Dia tidak cerita banyak soal itu, dan saya juga tidak mengorek-ngorek. Saya kadang kepo, tapi tetap selalu menghargai privasi orang. Jika ia tidak membuka cerita soal itu, ya saya ngga akan gali. Ia hanya bercerita dirinya sudah berkeluarga dan punya dua anak, dan alhamdulillah mampu memenuhi semua kebutuhan keluarganya, meski untuk mendapat pekerjaan formal sulit dikarenakan kondisi fisiknya itu. Malahan ia tetap bersyukur, dan keterbatasan itu membuat dia lebih bersemangat mencari nafkah. Jadi Gojek pun, hayuk, walau harus sambil bawa-bawa kruk kayu.

Hebat banget nggak sih.. *terharu*

Saya tau di luar sana banyak lelaki yang badannya sempurna tapi malas mencari nafkah. Atau lebih kebangetan lagi, malah mengandalkan istrinya saja yang bekerja banting tulang, sementara dia cuma mancing, nonton tivi, dan main kartu. Mas Gojek muda ini malah sebaliknya, usianya belum genap 30 tapi istiqomah dan ikhtiarnya luar biasa. Euh, menulis tentang dia ini juga bikin mata saya “berkeringat”.

Semoga Allah memberi si mas Gojek rezeki halal lebih melimpah, ya. Sungguh keberadaannya membawa pelajaran buat orang lain, jadi semoga itu juga menjadi barokah untuknya. Aamiin..

Selebihnya, happy Friday, KawaNina. Barakallah.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.