Belajar dari tiga kejadian yang diceritakan dalam Al-Qur’an, tentang musnahnya negeri ‘Ad (kaum Nabi Hud), negeri Tsamud (kaum Nabi Shaleh), negeri Sudum (kaum Nabi Luth), terdapat beberapa tanda dari Allah sebelum negeri-negeri itu dimusnahkan.
Pertama, seluruh penduduk negeri tersebut sudah kufur, berpaling dari Allah, mulai dari penduduk jelata sampai (terutama) pemimpinnya. Sehebat apapun negerinya, secerdas apapun rakyatnya, jika imannya sudah keropos, bersiaplah!
Kedua, Allah menurunkan hamba-Nya yang sholeh sebagai pemberi peringatan. Kalau zaman sekarang, sudah tak mungkin turun nabi apalagi rasul. Karena sesuai janji Allah, Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir, penutup. Jadi kalau sekarang mungkin yang bisa menjadi pembawa peringatan adalah para ulama, kyai, syekh dan pedakwah. Trus gimana kalau para pemuka agamanya malah korup juga? Innalillahi.. semoga Allah menyelamatkan kita semua yang masih yakin sholeh/ah di akhirat!
Ketiga, jika semua cara tidak efektif membuat negeri tersebut tobat, maka Allah akan memberikan tenggang waktu sebentar. Seakan “membiarkan” mereka bersenang-senang dan merasa menang, berhasil menyingkirkan orang-orang sholeh/ah yang mendadak minoritas itu.
Keempat, setelah para penduduk negeri nan kufur itu lengah, Allah menurunkan azabnya dalam sekejap dan matilah mereka semua dalam kekufuran..tak sempat lagi mereka menyadari dosanya, apalagi bertobat. Azab Allah datang melalui fenomena alam. Kaum ‘Ad habis oleh kekeringan panjang disusul angin yang sangat dingin dan dahsyat selama delapan hari tujuh malam. Kaum Tsamud musnah lewat gempa bumi besar, yang membalikkan bangunan-bangunan mereka upside down. Kaum Sudum luluh-lantak ditimpa suara mahakeras (diduga soundwave mahadahsyat) dan batu panas (letusan gunung?)
Kalau diinterpretasikan dalam kondisi yang lebih mikro: personal, misalnya, tahukah, caranya tidak jauh berbeda. Orang yang sedikiiiiiit lagi mendapatkan teguran (bahkan azab) dari Allah itu biasanya dibiarkan bersenang-senang dulu, semakin kufur dan menggila. Setelah itu…. *jgerrr*
Untuk itu, Keluarga dan KawaNina, yuk kita mawas diri. Jangan lengah dari mengingat Allah baik saat duduk, berdiri, maupun berbaring. Pandai-pandailah bersyukur atas nikmat Allah buat kita dan sekitar. Jalani hari-hari dengan hati menunduk kepada Allah. Hindari rasa sombong, ghibah apalagi fitnah, dan berbagai penyakit hati lainnya. Karena itu semua bisa menjauhkan kita dari ridho Allah.
Jangan lupa, syaitan tidak hanya datang kepada orang yang imannya lemah, tapi juga kepada orang yang ilmu agamanya luar biasa banyak. Tetaplah bersemangat tawakal, istiqomah dan ikhlas. In syaa Allah, sebagai saudara, kita ada untuk saling mengingatkan dan menguatkan dalam kebenaran dan kesabaran. ^_^
Semangat beribadah, semuanya..
Leave a Reply