
Selamat shaum hari ke-2 Ramadhan 1436 H. Semoga shaum kita semua diridhoi Allah. Aamiin..
Keluarga dan KawaNina, saya tergelitik dengan postingan salah seorang sahabat tentang beberapa pihak yang begitu mudahnya menyebut “kafir” kepada orang lain. Subhanallah.. Dan yang bikin ngeri, itu dilakukan oleh pihak yang mengaku sebagai umat Islam. Astaghfirullahal-adzim..
KawaNina, tahukah, sebagai Muslim/ah yang sepenuhnya beriman kepada Allah, sesungguhnya kita DILARANG KERAS menyebut “kafir” terhadap orang lain. Kenapa? Jelas, karena hanya Allah sajalah yang Maha Adil dan Maha Mengetahui apa yang disembunyikan. Maka Allah sajalah Sang Maha Hakim yang paling berhak menetapkan seseorang itu kafir atau tidak. Kita hanya manusia yang diciptakan tanpa terlepas dari salah dan dosa.
Izinkan saya mengutip dua hadits utama, shahih, yang in syaa Allah mampu menjelaskan kenapa Muslim/ah dilarang melabeli orang lain dengan sebutan “kafir” ini:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: Wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.” (Shahih, Hadits Riwayat Muslim no. 61)
Dan,
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no.60)
=====================================
Trus gimana dong dengan oknum Ormas yang bisa dengan mudahnya menyebut “kafir” ke orang lain? 🙂 Well, silakan baca lagi dua hadits di atas. Pertanyaan saya simpel: Apakah mereka lebih mulia dari Rasulullah, SAW, yang telah menyampaikan peringatan lewat hadits tersebut?
Selebihnya:
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.” (Q.S. 2 Al Baqarah: 6)
Jadi, janganlah kita menyebut orang lain “kafir” meski kenyataannya begitu. Sungguh, Allah sajalah Yang Maha Tahu. Dan, kalau ada orang lain menyebut kita “kafir”, cukup istighfar, beri senyum dan introspeksi diri. Jika kita ternyata tidak seperti yang disebutkan, berdoalah, semoga Allah mengampuni mereka dan kita semua. Aamiin..
Wallahualam…
Ada artikel yang lebih lengkap membahas mengenai ini, lho. Silakan baca: https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/11/04/janganlah-mengucapkan-kafir-kepada-saudaramu/
Leave a Reply