Opa dan Oma-ku.
Jazir Tanzil dan Jamningsih.
Opa Jazir adalah pejuang kemerdekaan RI dan aktivis pembebasan Irian Barat agar tetap bersama NKRI. Opa, bersama pamannya, Sutan Sjahrir, dan kakaknya Djohan Sjahroezah Tanzil, berupaya membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Setelah merdeka, Opa bergabung dengan USIS (Lembaga penerangan AS) yg punya misi sosialisasi budaya utk lebih mencerdaskan masyarakat Indonesia yg baru merdeka itu.
Oma Jamningsih adalah seorang hakim (di PN Bandung dan PN Manokwari) dan pendiri STIH Manokwari. Beliau menolak dipindahkan ke Mahkamah Agung di Jakarta, karena ngotot mewujudkan niatnya menyelesaikan pembangunan STIH. Tujuannya sederhana: agar masyarakat Papua lebih cerdas dan melek hukum.
Opa dan Oma sangat mencintai Tanah Papua.
Papua adalah tanah impian mereka. Harapan mereka adalah agar Papua maju. Karena Papua adalah bagian dari Indonesia juga. “Malu kita sebagai bangsa Indonesia, masih ada saudara kita yang terbelakang dan tidak berkembang. Sementara kita menikmati pendidikan dengan leluasa di Jawa. Masa Papua dilupakan?” Begitu kata Opa-Oma dahulu. Dan itu juga alasan mereka kenapa mereka menghabiskan harta pribadi (demi membangun STIH Manokwari), tenaga dan sisa hidup mereka di Tanah Papua.
Mungkin betul kata kawan saya, ketika saya tiba-tiba saja diserahi “piring gantung” oleh seorang suku Mandacan (saat bertugas ke Manokwari thn 2013). Piring gantung adalah simbol kekayaan, kebanggaan dan penghormatan masyarakat Papua. Kata kawan saya waktu itu, “Mbak Nina, tidak ada yg kebetulan di dunia ini. Saya 30 tahun mengabdi di Papua, tapi tdk pernah menerima penghargaan macam ini. Mbak Nina baru 2 hari mendarat di Manokwari, sudah diberi piring gantung. Ini namanya karma baik. Bisa jadi kebaikan leluhur Mbak Nina yang baru diberikan sekarang melalui Mbak Nina. Mungkin itu berkat jasa kakek-nenek Mbak. Dengan cara itu Papua berterima kasih.”
^_^
Semoga kami, cucu-cucu Opa Sakti (begitu Opa Jazir dipanggil oleh warga Manokwari) dan Oma Iyam mampu melanjutkan perjuangan beliau berdua, berbakti kepada negara Indonesia. Berbakti kepada Allah. Aamiin..
View on Path