Satu lagi, artikel yang mungkin bisa membantu… Kalau boleh jujur, semua tips yang ditulis oleh Bang Ray Wijaya ini persis seperti yang saya anut. Bisa dibilang, tips dari beliau ini menjadi pedoman saya dalam menulis features dan peliputan. Secara ngga langsung, beliau adalah guru saya. 🙂
Saya kutip dari sumbernya, Andri.
Panduan Pembuatan Paket Laporan Panjang & Features
Oleh: Ray Wijaya
Panduan Umum :
- Feature atau karangan khas adalah tulisan yang tidak menekankan berita lempang (hard news) tetapi semata-mata berdasarkan daya pikat manusiawi (human interest) yang tidak terlalu terikat pada tata penulisan baku yang kaku seperti yang berlaku dalam berita lempang (5 W + 1 H dan piramida terbalik).
- Feature atau karangan khas adalah tulisan yang lebih ringan, atau lebih umum, tentang daya pikat manusiawi, atau gaya hidup, dibandingkan berita lempang yang mengangkat peristiwa yang masih hangat.
- Feature atau karangan khas adalah tulisan yang melukiskan suatu pernyataan dengan lebih rinci sehingga apa yang dilaporkan menjadi lebih hidup dan tergambar dalam imajinasi pembaca.
- Feature atau karangan khas adalah tulisan kretaif, kadang-kadang subyektif, yang dirancang terutama untuk menghibur tetapi tetap memberikan pengetahuan kepada pemirsa tentang suatu peristiwa, situasi atau aspek kehidupan.
- Feature atau karangan khas secara lengkap membahas soal tertentu dari sudut pandang penulis, bebas, dan pembahasan menyatukan bagian-bagian secara lengkap sehingga tema karangan tergambar dengan jelas.
- Lengkap tidaknya tulisan feature diukur dari dua sudut pandang, yakni :
* Karangan menyatukan bagian-bagiannya.
* Karangan memadukan jalan pikiran penulisnya yang dituangkan secara implisit dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian dan kesimpulan atau penutup. - Pengutaraan tulisan feature tetap memenuhi persyaratan dua tolok ukur cara berpikir logis yang disebut logical progression yaitu :
– Berpikir secara deduktif, yakni penulis memulai tulisan dengan mengutarakan hasil pengamatan atau pemikiran yang dirumuskan secara umum, kemudian diikuti oleh rincian lalu kembali ke rumusan umum sebagai penutup karangan.
Contoh:
Cerita tentang Minuman Keras. Pada bagian umum : penulis menceritakan tentang akibat dari kebiasaan meminum minuman keras. Sebagian orang mengatakan minuman keras enak meskipun menimbulkan berbagai penyakit. Pada bagian rincian khusus, penulis menceritakan asal muasal kebiasaan meminum minuman keras. Bahan-bahan yang terkandung dalam minuman keras. Dari bahan apa saja minuman keras dapat dibuat. Lalu pada bagian penutup atau kesimpulan yang umum, penulis menekankan kembali bahwa minuman keras membahayakan hidup dan lingkungan sosial.
– Berpikir secara induktif, termasuk di dalamnya berpikir secara sebab-akibat, yakni penulis mengawali tulisan dengan mengungkap hasil pengamatan atau pemikirannya berupa beberapa unsur khusus dari suatu gejala, kenyataan atau peristiwa, lalu memberikan kesimpulan-kesimpulan dan akhirnya mengemukakan ketentuan umum mengenai hal-hal khusus itu.
Contoh:
Cerita tentang Banyaknya Pengemis di Setiap Persimpangan Jalan.
- Sebelum berangkat meliput, jawablah empat pertanyaan mendasar, yakni:
* Who is affected or the victim?
* Who is responsible or who is guilty?
* Exactly what is the story about ?
* What are the pictures? - Gunakan selalu format paket lengkap dengan human example atau contoh manusia.
- Pikirkanlah lead in atau pengantar berita yang paling kuat dan paling menarik. Karena ini adalah tulisan feature maka lupakan 5 W + 1 H namun berikan penjelasan singkat agar pemirsa mengerti tentang apa laporan kita sebenarnya. Jika feature kita berkaitan dengan peristiwa terkini maka gunakan kalimat pertama (top line) untuk mengutarakan isi dari berita itu.
- Sebuah lead in terdiri dari paling tidak tiga kalimat. Hindari lead in dua kalimat apalagi satu kalimat!
- Dari lead in, pemirsa sudah harus dapat membayangkan informasi yang akan diperoleh dengan mengikuti seluruh story. Karena itu, perhatikan keterkaitan yang konsisten dari top line, lead in dan badan berita. Susunan yang ideal dari sebuah lead in adalah:
– Kalimat pertama (top line), tentang informasi terbaru.
– Kalimat kedua, tentang latar belakang yang relevan.
– Kalimat ketiga, tentang konteks lain yang relevan.
– Kalimat keempat (jika ada), tentang kutipan pernyataan yang relevan. - Kreativitas menulis diutamakan tetapi harus mengutamakan kalimat langsung, aktif dan sederhana.
- Mulailah dengan menceritakan dampak atau hubungan suatu masalah dengan manusia tertentu atau sekelompok manusia tertentu. Cerita tentang manusia akan menarik apalagi jika ditunjang gambar-gambar yang kuat.
- Hindari penggunaan istilah-istilah atau rangkaian kalimat yang terlalu teknis. Bila harus, lengkapi dengan penjelasan dalam istilah umum yang dipahami masyarakat awam. Asumsikan bahwa pemirsa Anda adalah semua orang dari usia muda hingga usia tua; dari seorang anak sekolah dasar hingga profesor. Jangan pernah merasa harus kelihatan pintar dengan kalimat-kalimat yang rumit.
- Gunakan sekuen-sekuen yang sesuai agar gambar benar benar bercerita. Ingat: ini adalah feature berita televisi. Sekuen harus saling terkait dan saling dukung dengan bagian kutipan dari narasumber atau chyron. Sekuen pertama benar-benar terkait dengan chyron pertama sekuen kedua terkait dengan chyron kedua, demikian seterusnya.
- Gunakan set up shot atau pengambilan gambar yang disiapkan untuk beberapa sekuen tertentu. Misalnya, sebelum mewawancara seseorang narasumber, buatkan sekuen ketika ia melakukan detail suatu kegiatan.
- Jangan mengambil kutipan terlalu panjang. Jangan mengulangi bagian kutipan dari bagian narasi berita.
- Perhatikan penggunaan natural sound atau atmosphere.
- Buatlah gambar-gambar bergerak yang dinamis. Sudut pengambilan gambar (angle) dan ukuran gambar (picture size) harus eksklusif, misalnya very low angle camera, very high angle camera, big CU atau traveling shot, traveling by walk, lari, jongkok, dsb.
- Hindari gambar goyang (shaky shots) karena itu wajib menggunakan tripod.
- Gunakan ukuran medium close up dalam pengambilan gambar narasumber yang diwawancara.
- Perhatikan head room, nose room dan walking room dalam pengambilan gambar narasumber yang diwawancara.
- Perhatikan eye line dan screen direction dalam pengambilan gambar narasumber yang diwawancara.
- Pengambilan gambar narasumber yang diwawancara hanya one shot. Jumlah lebih dari satu narasumber dalam satu frame yang sama hanya dimungkinkan dalam kasus khusus.
- Hindari pengambilan gambar narasumber yang sedang memberikan keterangan dalam jumpa wartawan. Mintalah waktu khusus untuk melakukan wawancara sesuai denagn format baku.
- Gunakan wireless mike untuk wawancara bukan handymike. Handymike hanya untuk wawancara man-on-the-street.
- Selalu menyiapkan set-up shot atau gambar-gambar yang disiapkan secara khusus untuk melengkapi sekuen dalam paket. Misalnya, sebelum mewawancarai narasumber “A” maka siapkan set up shot / sekuen “A” sedang melakukan sesuatu, memasuki ruangan, duduk, membuka-buka buku, membaca, dll.
- Perhatikan sekuen dari sebuah peristiwa yang direkam, dan berikan pilihan untuk pemotongan dan penyambungan gambar (cutting points) sehingga membantu editor memilih peralihan gambar yang logis.
- Hindari latar belakang yang datar (flat) dan terlalu terang khususnya dalam pengambilan gambar narasumber yang diwawancara.
- Pengambilan gambar gedung atau bangunan dilakukan dengan memperhatikan angle terbaik (bukan frontal dari depan) dan jika memungkinkan, ambilah gambar saat di sekitar gedung ada aktivitas manusia.
- Hindari pengambilan gambar dengan zoom in – zoom out kecuali jika dengan motivasi yang sangat kuat. 95 % gambar dalam paket berita adalah gambar-gambar statis.
- Gunakan back ground yang relevan misalnya saat akan mewawancarai narasumber atau melakukan on screen. Hindari penggunaan chromakey sebagai back ground stand up reporter.
- Perhatikan kerapihan pakaian dari orang yang diwawancara atau reporter yang akan on screen.
- Aktifkan suara asli (real sound) pada channel 1 secara maksimal karena fungsi gambar dan suara sama pentingnya. Bila perlu, gunakan tape recorder terpisah.
- Biasakan untuk tidak berbicara di sekitar camera ketika pengambilan gambar sedang berlangsung.
- Hindari pengambilan gambar saat subyek sedang menatap camera sehingga terkesan tidak natural.
- Biasakan menyiapkan gambar-gambar sisipan (cut away) untuk membuat rangkaian gambar logis dan menarik. Misalnya gambar-gambar “listening shots” dari proses di ruang pengadilan atau jumpa pers. Siapkan terlebih dahulu gambar orang mendengar, detail hadirin, orang mencatat, orang bertepuk tangan, orang menggelengkan kepala, dll.
Editing
- Sebelum melakukan penyuntingan, reporter melakukan pemilihan gambar gambar terbaik, menentukan time code, termasuk time code kutipan narasumber (chyron), membuat edit plan atau rencana penyuntingan, dan menentukan pengantar berita (intro).
- Hindari penyuntingan paket yang terlalu naratif (overloaded voice over). Editor dapat mengingatkan reporter atau produser tentang sebuah paket yang terlalu naratif dan miskin gambar.
- Gambar dan suara pertama harus yang paling simbolik.
- Gunakan konsep editing yang dinamis dengan mengoptimalkan kemudahan-kemudahan yang ada seperti flash, wipe, fade in, fade out, dissolve, mozaik, dll.
- Hindari penyuntingan yang kurang pas untuk mengutip keterangan narasumber, kecuali sangat terpaksa (badly edited chyron).
- Durasi ideal sebuah kutipan wawancara adalah 15 sampai 20 detik.
- Hindari penggunaan gambar wawancara yang frame gambarnya buruk (bad interview framing).
- Hindari penggunaan gambar-gambar goyang, zoom in – zoom out tanpa motivasi yang jelas.
- Hindari penggunaan gambar wawancara tanpa mengeluarkan suara aslinya (sound bites) karena diganti suara dubbing atau voice over (gold fishing).
- Hindari penggunaan gambar ilustratif tanpa motivasi yang kuat. Akan lebih baik jika kekurangan gambar dilengkapi grafik.
- Perhatikan sekuen gambar. Hindari lompatan-lompatan gambar yang tidak logis termasuk di antara gambar kutipan wawancara.
- Hindari penggunaan gambar obyek yang sedang menatap camera sehingga terkesan tidak natural
pertamax…
huehehe….
lhooo.. Andri mampir tooohh.. hehehe.. Terimakasih Mas Andri! Artikelnya banyak membantu lhooo.. 😀
Teh Nina
Aku cobak ya untuk mbangun semangat lagi di antara temen2 KMW 9, banyak sebenarnya kalo mau di angkat.
Ok mudah mudahan ada peningkatan
kalo disajikan secara skematis akan lebih tercerna lebih dalam
aku baru baca artikelnya teman dan kebetulan aku mendalami jour feature thanx yahhhhh artikel lumayan membantu sy. jd moga di muat la yang terbarunya. thax