Saya punya teman baru masih muda banget, belum 30 acan usianya. Galau, patah hati sama cewek yang pernah diyakini bakal jadi bininya. Curhat ke eike, ya udah kasih masukan sekalian nyemangatin. Itu berlangsung selama beberapa minggu.

Suatu hari dia nge-WA, nanya, “Sibuk?”

Saya reply, “I always have time for good friends.”

“Mmmhh.. pengen nanya, tapi malu sebenernya.”

“Kenapa malu? Kan pake baju dan celana. Hehe..” jawab saya sambil ngebecandain biar dia gak kelewat serius.

“Ya, malu, karena pertanyaannya masih sama,” sahutnya lagi.

“Kalau gitu jawabannya juga tetep sama, dong. Aku kan konsisten orangnya.”

“Hehehehe… iya ya.”

Saya jadi ketawa geli. Ah… young people and their young hearts. First cut always feel the deepest. Luka pertama memang paling sakit rasanya. Mereka ngga tau, sebenarnya dilihat secara logika pun luka-luka lain di masa depan itu lebih parah dari waktu pertama. Tetap saja, luka pertama lebih terpatri di dalam hati.

Padahal, bersyukurlah jika merasa terluka. Setidaknya kita masih bisa merasa sesuatu, artinya kita masih hidup. 😁

Di sisi lain, yakin deh, hati juga punya sistem pertahanan yang canggih macam antibodi di tubuh kita. Patah hati pertama akan menjadi acuan untuk membuat “autoimunne” di dalam hati, sehingga patah hati berikutnya ngga akan terlalu membuat kita menderita. 😁

Ayo bangkit dan semangat, KawaNina yang muda. Jangan stuck sama prinsip Chu Pat Kay: “Dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada pernah berakhir..” 😝

Yakinlah, bahagia adalah keputusan kita. Dan, kalau mau tau, bahagia bermula dari rasa syukur kita. So, kalau mau bahagia, mulailah bersyukur, atas semua luka dan bahagia yang kita alami. Karena luka membuat kita kuat, dan bahagia memotivasi kita untuk terus melangkah maju menjelang masa depan.

Kuy, ah, move on. 😘👍 💕

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Previous Post
Next Post
June 2018
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  


Recent posts

Quote of the week

Abu Hurairah narrated that the Messenger of Allah (saw) said:

“Lo! Indeed the world is cursed. What is in it is cursed, except for remembrance of Allah, what is conducive to that, the knowledgeable person and the learning person.”

— Jami` at-Tirmidhi 2322