A lovely poetry from one of Indonesia’s most famous movies..
Aku Ingin Bersama Selamanya
Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi bersatu
Dalam jubah berpautan.
Tangan kita terikat,
Lidah kita menyatu,
Maka setiap apa terucap adalah sabda Pandita Rabut.
Ah.. Di luar itu pasir..
Di luar itu debu..
Hanya angin meniup saja lalu terbang,
Hilang. Tak ada.
Tapi kita tetap menari.
Menari, cuma kita yang tahu
Jiwa ini tandu
Maka duduk saja
Maka akan kita bawa semua,
Karena kita adalah satu.
– Ada Apa Dengan Cinta, 2002
Leave a Reply