Tadi pagi, saat mengantar anak-anak ke sekolah, seperti biasa saya ikut sampai Hero Citra Gran (untuk kemudian mencegat bus Cileungsi – Kalideres), kami mendengar Radio El Shinta 90.0 FM tentang Ketua KPK baru (?). Saya nggak begitu ngeh, tapi yang jelas banyak penelepon memberi masukan seputar penanganan kasus korupsi.

Banyak masukan menarik dari para pendengar/penelepon Radio El Shinta tersebut. Salah satu yang menarik adalah sebuah kata yang diucapkan Pak Antasari (Ketua KPK baru) menanggapi masukan penelepon. Yaitu: stigma.Saya bertanya ke suami, “Mas, stigma itu apa?” Satu hal yang saya inget waktuitu kata-kata stigmata, yakni  fenomena misterius yang dialami sejumlah orang, dimana tangan dan kaki mereka terdapat luka dipaku (besar) seperti Nabi Isa saat disalib. Stigmata, hingga sekarang masih jadi perdebatan terkait kebenarannya..

Anyway, jawaban suami kurang memuaskan keingintahuan saya. Akhirnya, sesampai di kantor, saya baca arti stigma di kamus. Beginilah katanya..

————————————————

Stigma n 1 tanda khas bekas luka terbakar atau terpotong. 2 sesuatu yang mengurangi reputasi seseorang, sekelompok orang, dan sebagainya. 3 tanda, kode, dan sebagainya yang menunjukkan ketidaknormalan. 4 (botani) bagian ujung atas putik yang berserbuk sari. (L)

————————————————

Hmmm.. gitu ya… 🙂