[Berita] Pemkab Gresik: Faskel Harus Dalami Jurnalistik

As published at PNPM Mandiri Perkotaan Website (click the link)

Nina Firstavina, SE  (Editor Web PNPM Mandiri Perkotaan)
Nina Firstavina, SE (Editor Web PNPM Mandiri Perkotaan)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik tampaknya menyadari pentingnya media massa sebagai salah satu sarana pembawa manfaat luar biasa, terutama bagi perkembangan masyarakatnya. Guna menyentuh dunia media, diperlukan kemahiran jurnalistik, minimal membuat tulisan yang layak. Di sisi lain, Pemkab Gresik juga menyadari bahwa fasilitator merupakan ikon pemberdayaan masyarakat, sehingga pengembangan kapasitas fasilitator di bidang jurnalistik menjadi sangat penting. Tujuannya adalah agar fasilitator mampu mendokumentasikan, membuat catatan pendampingan, menceritakan pendampingan di lapang, membuat analisis dari kondisi lapang hingga memproduksi tulisan yang bermanfaat bagi perkembangan PNPM Mandiri Perkotaan sebagai sejarah pemberdayaan masyarakat di Indonesia.

Pembukaan Pelatihan Jurnalistik Tim Pendamping Kabupaten Gresik bertema "One Facilitator One Paper" dibuka oleh Kepala Satker PIP Kabupaten Gresik Ida Lailatussa'diyah
Pembukaan Pelatihan Jurnalistik Tim Pendamping Kabupaten Gresik bertema “One Facilitator One Paper” dibuka oleh Kepala Satker PIP Kabupaten Gresik Ida Lailatussa’diyah

Untuk itu, Pemkab Gresik, melalui Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Infrastruktur Permukiman (PIP) Kabupaten Gresik menggelar Pelatihan Tim Pendamping PNPM Mandiri Perkotaan Kabupaten Gresik, di Waroeng Legend, Gresik, Jawa Timur (Jatim), pada 22-23 April 2014. Pelatihan yang dibuka oleh Kepala Satker PIP Kabupaten Gresik Ida Lailatussa’diyah ini bertema “One Facilitator, One Paper”.

“Jadi nanti diharapkan setiap fasilitator pendamping masyarakat di Kabupaten Gresik ini mampu menulis, minimal satu artikel atau feature atau berita setiap bulannya. Karena ke depannya kita akan membuat tabloid Kabupaten Gresik. Makanya ini saya juga mengundang perwakilan dari Humas Pemkab Gresik agar bisa saling sharing ilmu,” ujar Ida saat membuka pelatihan, pada Selasa, 22 April 2014.

Tampak hadir dalam acara adalah Tenaga Ahli (TA) Sosialisasi OSP 6 PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi Jatim Hasan Ubaidillah, mewakili Team Leader (TL) OSP 6 Jatim Pranata Putra. Pelatihan yang difasilitasi oleh Tim Koordinator Kota (Korkot) Gresik dan OSP 6 Provinsi Jatim itu diikuti sekira 70 peserta, terdiri atas fasilitator dan Asisten Kota (Askot) se-Kabupaten Gresik. Sebagai narasumber adalah Korkot Gresik Eddy Iwantoro dan Editor Website PNPM Mandiri Perkotaan Nina Firstavina.

Keseriusan Pemkab Gresik terkait peningkatan kemampuan jurnalistik bagi fasilitator pendamping masyarakat tampaknya memang tidak main-main. Pasalnya, mulai hari pertama pelatihan hingga berakhirnya, Kepala Satker PIP Kabupaten Gresik Ida Lailatussa’diyah dan stafnya yang tampak terus mendampingi kegiatan hingga selesai setiap harinya.

Korkot Gresik Eddy Iwantoro memberikan materi pertama, yaitu Pengantar Jurnalistik: "One Facilitator One Paper"
Korkot Gresik Eddy Iwantoro memberikan materi pertama, yaitu Pengantar Jurnalistik: “One Facilitator One Paper”
Di hari pertama, Korkot Gresik Eddy Iwantoro memberikan materi “Pengantar Jurnalistik: One Facilitator, One Paper”. Disusul dengan materi berikutnya yang dibawakan oleh Editor Web PNPM Mandiri Perkotaan Nina Firstavina, yakni materi “Mari Menulis Berita nan Cihuy”, “Menulis Feature nan Huhuy”, dan “Menulis Artikel nan Hahay!”

Sedangkan di hari kedua adalah materi praktik. Yang menarik, pada materi tersebut seluruh peserta diajak “menyatu dengan alam”. Praktik dilakukan di luar, tepatnya di samping lapangan bola, tak jauh dari tempat pelatihan hari pertama. Tampaknya metode praktik menulis sambil bersentuhan dengan alam ini cukup efektif. Karena setiap peserta terlihat rileks dan mampu melakukan praktik menulis dengan baik.

Di akhir kegiatan, Nina mengungkapkan evaluasi atas hasil tulisan peserta yang dieditnya di tempat. Menurutnya, mencermati sekira enam tulisan yang diambil secara acak dari seluruh peserta, secara umum pemahaman peserta atas teori menulis jurnalistik sudah baik. Sesuai dugaan Nina, peserta lebih cenderung menulis feature dibandingkan berita ataupun artikel.

“Selain itu, secara teknis dan alur, tulisan kawan-kawan sudah cukup baik. Hanya saja yang masih terlihat bingung adalah penggunaan kata ‘di’, sebagai awalan atau sebagai kata penunjuk arah. Jadi, harap kawan-kawan lebih disiplin lagi soal ejaan. Karena ejaan ini hal penting yang paling sering diabaikan oleh penulis,” katanya. Nina juga mengatakan, menyunting tulisan langsung di tempat dan langsung kepada peserta bersangkutan merupakan pertama kalinya ia lakukan sepanjang 8 tahun bergabung di P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan sebagai Editor Web. “Jadi ini rekor. Tim Gresik menjadi penulis-penulis yang pertama kalinya mendapat pelajaran sunting dari saya secara langsung,” ujar dia. [Redaksi]